Jakarta, Aktual.co — Badan SAR Nasional memutuskan memperluas area pencarian di sektor prioritas satu untuk menemukan badan pesawat dan kotak hitam AirAsia QZ8501.

“Jenazah ditemukan di luar dari sektor prioritas satu, sehingga lokasi prioritas tersebut akan diperluas ke kanan,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo dalam keterangan pers di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Selasa (6/1).

Sejauh ini, menurut dia, belum menerima konfirmasi soal titik koordinat penemuan kotak hitam dari tim di lapangan. Sonar yang dimiliki kapal-kapal yang memiliki alat pendeteksi benda di bawah air sejauh ini belum tertangkap.

Operasi ini menjadi berjalan lambat, karena sapuan “pinger located” yang dimiliki kapal-kapal tersebut hanya mampu menyapu 200 meter ke kiri dan ke kanan di kedalaman 30 meter. “Sementara laut begitu luas. Sejauh ini sonar USS Fort Worth yang menangkap sesuatu, sabar, sistem sudah ada dan sekarang masih bekerja”.

Sebelumnya, Basarnas menambah sektor prioritas operasi untuk pencarian kotak hitam dan bagian besar pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di sekitar perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah, pada Minggu (28/12).

“Untuk operasi hari ini, karena perkembangan evaluasi teknis dan taktis hasil dari kemarin, maka hari ini akan dilakukan tambahan area pencarian prioritas. Saya sebut disitu area pencarian prioritas yang kedua,” ujar dia.

Letak sektor prioritas kedua tersebut, ia menjelaskan ada di dalam sektor tambahan, diluar sektor prioritas yang pertama.

Yang dikerjakan di daerah operasi pada hari kesepuluh, lanjutnya, untuk di empat sektor yang telah ditetapkan sejak awal tetap dilakukan pencarian korban dan serpihan pesawat yang kemungkinan terbawa arus.

Sedangkan di dalam sektor prioritas kedua, ia mengatakan tim SAR gabungan berupaya mencari yang diduga bagian pesawat dan juga kotak hitam. Operasi di sektor ini dilakukan kapal-kapal yang mempunyai alat dan sistem pencarian untuk obyek di bawah permukaan air.

Dalam sektor prioritas kedua tersebut, menurut dia, sudah ada KRI Hasanuddin, KRI Usman Harun, kapal Geosurvey, kapal Baruna Jaya I, dan kapal Cress Onix. “Mereka bahu-membahu untuk mencari dengan bantuan alat baik itu sistem sonar dan ‘pinger locater'”.

Pada sektor prioritas satu masih ada yang melakukan pencarian dengan sasaran korban yang mengapung dan terbawa arus. Unsur udara dan unsur lainnya semua mencari korban hingga serpihan di empat sektor yang sejak awal sudah dibagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid