Batam, Aktual.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tidak mau membuang sekecil apapun peluang yang berpotensi mendatangkan wisatawan. Hal itulah yang dilakukan Asdep  Pengembangan Pemasaran Pasar Asia Tenggara Kemenpar di Great Batam. Yakni dengan mendukung acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XV Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia dalam rangka The 8th ASEAN Chinese Clans Conference Batam, yang bakal dihelat pada 19-22 Oktober 2016 di Swiss-Bell Hotel Harbour Bay, Batam, Kepri.

”Kegiatan ini merupakan pertemuan Marga Tionghoa Indonesia yang terdiri dari kalangan entrepreneur dan pengusaha yang tergabung dalam Paguyuban Marga Sosial Tionghoa Indonesia (PSMTI). Mereka berpotensi mendatangkan banyak wisatawan, karena jumlah dan sebarannya sangat besar dan di mana-mana di seluruh dunia,”ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana di Jakarta.

Pertemuan keluarga dari Marga Tionghoa Indonesia dan Konferensi Marga Tionghoa se-ASEAN ke VIII (The 8thASEAN Chinese Clans Conference – ACCC VIII) itu sebenarnya aktivitas MICE yang bisa besar dan tiap tahun ada.  ”Sebagai MICE, kita punya banyak destinasi yang siap dengan kapasitas convention hall besar, seperti Bali Nusa Dua, Jakarta JCC dan Batam. Tentunya yang paling utama bagi kami, kegiatan ini sekaligus untuk mempromosikan Great Batam sebagai destinasi wisata yang memiliki akses ke Singapore dengan mudah,” ujar I Gde Pitana.

Asdep Pengembangan Pemasaran Asa Tenggara Kemenpar, Rizki Handiyani menambahkan, The 8th ASEAN Chinese Clans Conference yang mengangkat tema “Forward Chinese Clans for Strengthening ASEAN Cooperation” merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Chinese Clans Association (ACCA) yang bermarkas di Bangkok, Thailand, yang bertujuan mensinergikan dan menguatkan peran Marga Tionghoa se-ASEAN dalam memajukan kawasan.

”Kegiatan akbar ini tidak saja menjadi ajang pertemuan marga-marga Tionghoa se-ASEAN, namun juga akan dihadiri oleh 300 orang peserta dan peninjau yang berasal dari beberapa negara yaitu Tiongkok, Jepang, Korea, Taiwan, Kanada, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, dan Australia yangakan didampingi oleh delegasi Marga Tionghoa dari Indonesia,” ujar Rizki Handayani.

Lebih lanjut dia menambahkan, penyelenggaraan kegiatan The 8th ASEAN Chinese Clans Conference merupakan bukti besarnya kepercayaan asosiasi Marga Tionghoa internasional terhadap Indonesia. Berdasarkan data perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari-Agustus 2016, jumlah wisman asal Great China (Tiongkok, Taiwan, dan Hongkong) sudah sebanyak 1,179,676 orang dan berkontribusi besar terhadap upaya pencapaian target kunjungan wisman ke Indonesia di 2016 sebesar 12 juta wisman.

Diharapkan dengan suksesnya kegiatan The 8th ASEAN Chinese Clans Conference, imbu Kiki, terjadi kontak dan kontrak bisnis antara para pengusaha Indonesia dengan para delegasi konferensi dari mancanegara untuk berinvestasi di Indonesia. Disamping itu diharapkan budaya dan destinasi wisata Indonesia, khususnya di Great Batam, akan semakin dikenal di kalangan entrepreneur dan pengusaha Tionghoa di mancanegara. ”Sehingga nantinya  dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan usaha pariwisata sehingga memberikan dampak positif secara ekonomi kepada masyarakat sekitar,” ujar dia.

Menurut Arief Yahya, Menteri Pariwisata, wisman Tiongkok semakin banyak ke Indonesia dan saat ini nomor satu, menggeser jumlah wisman Singapore yang bertahun-tahun nomor satu ke Indonesia. Bahkan Tiongkok juga sudah menggeser Australia di Pulau Bali. Tentu ini kecepatan yang luar biasa, karena mereka punya 120 juta orang outbound, atau sekitar 10 juta orang pergi ke luar negeri dalam sebulan. “Angka yang cukup signifikan. Dan di seluruh dunia, mereka adalah turis terbesar saat ini,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan