Jakarta, Aktual.com – Keinginan agar Indonesia bisa gunakan sumber pembangkit listrik dari thorium harus disikapi dengan lebih berhati-hati.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan untuk realisasikan pembangkit listrik tenaga thorium butuh waktu yang lama.

Sebab thorium tidak bisa langsung dipakai, melainkan harus diubah dulu jadi uranium dengan proses yang tidak mudah. “Kalau dalam istilah teknis disebut bahan ‘fertil’ (membiak atau tidak bisa membelah diri) harus diubah dulu dengan direaksikan dengan neutron,” kata dia, di Jakarta, Kamis (4/2).

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk ubah thorium jadi sumber energi pembangkit listrik? Jawab Djarot, jika dihitung dari tahap pengembangan eksperimen hingga sampai ke komersial, dibutuhkan waktu hingga 40 tahun!

Karena lamanya waktu yang dibutuhkan itulah, kata Djarot, membuat negara-negara besar pun seperti enggan manfaatkan thorium secara komersial. “Alasannya butuh waktu untuk merubah thorium menjadi uranium, dan itu juga masih butuh uranium,” ujar dia.

Diakuinya, India saat ini cukup maju lakukan eksperimen thorium untuk dapatkan uranium. Meskipun India juga butuh beberapa dekade untuk bisa sampai pembangkit listrik tenaga thorium dapat beroperasi.

Terkait lamanya tahapan itulah yang membuat Djarot menyarankan Indonesia agar tidak terburu-buru memutuskan kembangkan pembangkit listrik dari thorium. Untuk menjelaskan proses itu, menurutnya merupakan tugas Batan sebagai organisasi penelitian dan pengembangan (litbang)

Diakuinya, seringkali ada perusahaan dari luar yang mengiming-imingi seolah pembangkit listrik thorium itu bisa diimplementasikan dengan cepat, misal hanya butuh lima tahun langsung jadi.

“Kami selalu katakan hati-hati ya, karena jika ini diimplementasikan dan ternyata gagal nanti program nuklir lainnya bisa terpengaruh,” ujar dia.

Meski demikian, Djarot juga juga mengakui memang banyak pihak yang antusias untuk gunakan tenaga pembangkir listrik thorium, termasuk sejumlah menteri di Kabinet Kerja.

Namun diingatkannya lagi, banyak tahapan yang perlu dilakukan terlebih dulu. Misal dimulai dari mengkaji membuat bahan bakarnya terlebih dulu, lalu mencoba thorium dengan menggunakan reaktor daya eksperimen (RDE).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara