Bogor, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong agar pada tahun 2023 nanti, seluruh anak usaha syariah dari perbankan nasional dan daerah di-spin off atau melepaskan diri sebagai Bank Umum Syariah (BUS).

Pasalnya, hal ini sebagai amanat dari UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Di mana UU memerintahkan agar 15 tahun setelah UU itu diundangkan, atau pada tahun 2023 nanti tak ada lagi unit Unit Usaha Syariah (UUS).

“Dan sekarang tinggal tujuh tahun lagi. Dan posisi BUS baru ada 13 dan UUS ada 21. Berarti kita harapkan setiap tahun harus ada tiga UUS yang di-spin off. Namun itu bukan pekerjaan mudah,” jelas Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Deden Firman di acara media gathering, di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/11).

Sejauh ke-13 BUS itu adalah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, Banl BRI Syariah, Bank BCA Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah Tbk, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, Bank Maybank Syariah, BJB Syariah, Bank BTPN Syariah, dan Bank Aceh Syariah.

Apalagi, kata dia, BPD juga didorong untuk menjadi BPD syariah. Dan sejauh ini ada 14 BPD yang memiliki UUS. Setelah BPD Aceh menjadi Bank Aceh Syariah pada September lalu.

Kebijakan di 2023 nanti untuk spin off itu memang menjadi keharusan. Jangan kan harus kembali spin on, bank umum yang masih punya UUS pun diminta untuk melepas unit usahanya itu. Caranya, selain mekanisme spin off, bisa juga melakukan self liquidation atau melikuidasi diri sendiri.

“Memang hambatannya itu permodalan. Saat ini untuk bisa spin off UUS minimal modalnya Rp500 miliar. Sedang kalau mendirikan BUS langsung Rp1 triliun. Itu memang memberatkan,” kata Deden.

Apalagi memang, lanjutnya, perusahaan induk juga harus bisa melakukan penyertaan modal ke anak usaha itu minimal 20% dari modal utama BUS itu yang mencapai Rp2,5 triliun.

Dalam rangka menggenjot permodalan itu, dia melanjutkan, bank syariah saat ini memang gencar mencari sumber pendanaan seperti melalui proses mendekati investor strategic juga melalui pasar modal dengan initial public offering (IPO).

“Sejauh ini, untul investor strategis yang banyak berminat. Terutama dari bank-bank syariah di Timur Tengah. Seperti Dubai Islamic Bank juga tertarik akuisi saham Bank Panin Syariah sebanyak 40 persen,” ujarnya.

Bahkan bagi BPD, kata dia, pola yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan peleburan beberapa BPD. Seperti seluruh BPD di Sumatera membentu satu BUS Sumatera. Cuma masalahnya kemudian, menentukan kantor pusatnya akan kesusahan.

Untuk itu, saat ini, OJK tengah menanti Rencana Bisnis Bank (RBB) 2017 yang pada akhir November ini akan diajukan. Diharapkan dari RBB itu akan ada kebijakan korporasi untuk melakukan spin off UUS.

“Tahun lalu, ada RBB 2016 yang akan melakukan spin off UUS di tahun ini. Tapi ternyata diurungkan lagi. Semoga tahun depan ada. Memang cukup berat ya,” tandas Deden.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka