Roma, Aktual.com – Italia meminta Komisi Eropa membentuk badan untuk mengatur penyaluran pengungsi, yang diselamatkan di Laut Tengah. Permintaan ini dilontarkan langsung oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte, Kamis (19/7) kemarin.

Pemerintahan baru Italia berupaya membatasi jumlah pendatang, yang dibolehkan masuk ke negaranya dan menutup pelabuhannya bagi kapal penyelamatan kemanusiaan. Pemerintah mengatakan menanggung beban tidak adil di kalangan Uni Eropa (EU) menyangkut penanganan pencari suaka.

Pada Minggu, 15 Juli lalu, Roma mengizinkan sekitar 450 pendatang berangkat dari Sisilia namun hanya setelah Jerman, Prancis, Malta, Spanyol, Portugal dan Irlandia setuju menerima banyak pendatang baru. Persetujuan itu adalah kesepakatan khusus pertama, yang dicapai negara EU.

“Yang terjadi pada Minggu itu harus menjadi kaidah,” kata Conte kepada surat kabar “Il Fatto Quotidiano”.

PM Italia tersebut menambahkan bahwa ia telah menulis kepada Komisi Eropa untuk meminta Komisi membentuk sebuah komite penangangan krisis “yang kemudian bisa melakukan pengaturan dengan pemerintah negara-negara”.

Perserikatan Bangsa-bangsa pada Kamis menyambut baik langkah yang diambil pada akhir pekan untuk mengirimkan gelombang terakhir migran ke berbagai negara. PBB mengatakan langkah itu menjadi “contoh positif” soal bagaimana EU bisa mengatur perbatasan-perbatasannya.

“Namun, penyelesaian yang diperlukan adalah pengaturan yang bisa lebih dari sedikit demi sedikit atau ‘kapal per kapal’,” kata Filippo Grandi, kepala badan pengungsi PBB, UNHCR.

Grandi mendesak para pemimpin EU agar menepati janji untuk lebih aktif bekerja sama.

Beberapa negara EU, seperti Hongaria dan Republik Ceko, telah menolak menerima para pendatang.

Komisi Eropa mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya memutuskan untuk menyerahkan Hongaria kepada Pengadilan Peradilan EU karena tidak menghormati aturan-aturan EU soal imigrasi dan pencarian suaka.

Conte mengatakan ia sedang berupaya membujuk Budapest dan Praha untuk berbuat lebih dalam menangani masalah migrasi.

“Saya berusaha untuk meyakinkan mereka bahwa, bahkan mereka, yang tidak berbatasan dengan Laut Tengah, tidak kebal untuk masalah ini,” katanya.

Italia didatangi lebih dari 650.000 pengungsi, yang mendarat di pantai negara itu sejak 2014. Namun, jumlah itu turun tajam selama tahun lalu. Italia menekan Libya agar berbuat lebih untuk menghentikan keberangkatan orang secara besar-besaran dari pantainya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan