Jakarta, Aktual.co —   Batu mulia dengan nama batu maba asal Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara (Malut), semakin diminati di pasaran domestik. Bahkan menembus pasar ekspor seperti ke Tiongkok dan Taiwan.

“Permintaan batu maba dari Halmahera Timur berdatangan dari para pengusaha batu permata di Jakarta, Makassar dan Balikpapan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor,” kata salah seorang pengusaha batu maba, Ifan di Ternate, Minggu (23/11).

Batu maba diminati pasar domestik dan ekspor karena memiliki corak warna yang khas dan beragam. Secara keseluruhannya memiliki 25 corak warna, seperti hijau, hitam, kuning dan loreng. Selain itu ada jenis batu jahanam yang dikenal memiliki khasiat sebagai terapi penyembuhan.

Permintaan batu maba saat ini mencapai 100 kg per tiga hari dan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah karena permintaan serupa juga mulai berdatangan dari berbagai kota lainnya di Indonesia.

Batu maba tersebut dikirim dalam bentuk setengah jadi (potongan segi empat), namun ke depan diupayakan dalam bentuk jadi, misalnya berupa batu cincin atau bahan aksesori lainnya sehingga bisa memiliki nilai jual lebih tinggi.

Batu maba, semula tidak dikenal luas karena kurangnya keseriusan Pemkab Halmahera Timur untuk memromosikan potensi batu mulia di daerah itu. Padahal dari segi corak warna tidak kalah bersaing jika dibandingkan dengan batu mulia lainnya dari Malut, seperti batu Bacan dan batu Obi di Halmahera Selatan.

Batu maba dari daerah penghasil nikel itu, mulai dikenal luas setelah perajin mencoba memperkenalkannya kepada para pengusaha batu permata di sejumlah kota di Indoensia, seperti Jakarta, Makassar dan Balikpapan.

“Mereka kemudian menawarkannya kepada para pelanggannya di dalam dan luar negeri dan ternyata sangat diminati. Sejak saat itu, saya diminta untuk mengirim batu maba kepada mereka secara rutin setiap minggunya, bahkan sekarang dalam setiap tiga hari mengirim sedikitnya 100 kg,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka