Menteri BUMN Rini Soemarno (Aktual)
Menteri BUMN Rini Soemarno (Aktual)

Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan keberadaan Menteri BUMN Rini Soemarno di Kabinet Kerja bisa menjadi bumerang bagi Presiden Joko Widodo. Selain kinerjanya yang tidak sejalan dengan program besar Trisakti yang dijabarkan melalui Nawa Cita, Rini membawa kepentingan bagi kelompoknya sendiri.

Ia menekankan dalam diskusi publik ‘Revolusi Mental dan Bersih-bersih BUMN’ oleh koalisi Relawan Peduli BUMN di Jakarta, Jumat (27/5). Diskusi menghadirkan pengamat politik Emrus Sihombing, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dan Jon K Marut.

“Apakah Menteri BUMN telah sejalan dengan diri Presiden dalam konteks mengelola BUMN secara menyeluruh. Jangan Presiden bicara ekonomi kerakyatan, tapi menterinya mengelola ekonomi liberal,” terang Ray.

“Jangan Jokowi pidato, ini saatnya memperkuat kepentingan nasional diatas kepentingan kelompok, Menteri BUMN-nya seperti jadi pelayan asing. Itu kan seperti memunggungi Presiden, membawa agenda sendiri,” sambungnya.

Apa yang dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno, menurutnya harus diperhatikan secara serius oleh Presiden. Sebab jika dibiarkan terus, satu sisi Presiden ingin berjalan ke kanan namun Menteri BUMN berkalan ke kiri, kekhawatiran sebagian orang benar adanya.

Kepentingan dimaksud adalah membawa kepentingan kelompok tertentu dan menjadi Menteri BUMN dalam rangka memperkuat kepentingan dimaksud. Lalu, pada Pemilu 2019 mendatang kelompok Rini akan berhadap-hadapan dengan Jokowi.

“Menteri BUMN ini sebenarnya bekerja untuk siapa dan bekerja dibawah pengaruh siapa. Bila ini terus dibiarkan oleh Presiden, secara diam-diam Presiden tengah membangun lawan politiknya sendiri pada 2019. Apakah seperti ini yang diinginkan Jokowi?” imbuh Ray.

Sebelumnya, ditempat yang sama, pengamat politik Emrus Sihombing mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk mengambil sikap tegas terhadap kinerja Menteri BUMN Rini Soemarno. Sebab Rini dinilai tidak mampu menjabarkan program pemerintah untuk membangun dari pinggiran melalui BUMN.

Jokowi diminta mengevaluasi keberadaan Rini Soemarno di Kabinet Kerja sebab kinerjanya berseberangan dengan Nawa Cita. Selain salah penjabaran pembangunan dari pinggiran, penempatan kelompoknya di jajaran direksi dan komisaris juag dinilai sebagai hal fatal yang dilakukan Rini.

Artikel ini ditulis oleh: