Pekerja membersihkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (18/5). Pemerintah memastikan ketersediaan komoditas pangan seperti bawang merah, beras, dan cabai cukup untuk memenuhi kebutuhan sebelum dan setelah Ramadan, antara lain dengan cara memastikan keberadaan stok bawang merah di empat pasar induk senilai 300 ton per hari dan tambahan 8000 ton bawang merah dalam dua minggu ke depan. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/kye/16.

Medan, Aktual.com – Konsumen di Sumatera Utara, mulai membeli bawang impor asal India setelah harga bawang lokal dan dari Jawa terus naik hingga mencapai Rp58.000 – Rp60.000 per kg.

“Harga bawang lokal semakin mahal atau paling murah Rp58.000 per kg.Jadi terpaksa beralih ke bawang impor yang hanya Rp20.000 – Rp30.000 per kg,” ujar Lina, warga Tirta Deli, Deli Serdang, Senin (27/6).

Meski pun, bawang impor dengan ukuran lebih besar tersebut kurang enak rasanya dan aromanya kurang khas dibandingkan produk lokal atau Jawa.

Pedagang, berdalih kenaikan harga bawang karena pasokan dari Jawa sedikit. Sementara produksi bawang lokal, tetap juga belum banyak. Sebaliknya bawang merah impor tetap banyak.

“Apa boleh buat, belanja diirit, karena semua mahal. Cabai merah aja udah Rp130. 000 per kg,”ujar Lina.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Barita Sihite, mengakui ada tren kenaikan harga bawang merah. “Harga bawang merah di pasar sebesar Rp58ribuan. Ada kenaikan terus dari harga biasanya yang berkisar Rp35ribuan hingga Rp40ribuan per kg,” katanya.

Kenaikan harga, katanya dipicu kenaikan permintaan. “Yang pasti, stok cukup aman untuk kebutuhan yang rata-rata 4.598 ton per bulan,”katanya.

Sumut masih mengandalkan pasokan bawang dari Jawa dan impor karena produksi lokal belum mencukupi kebutuhan daerah itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
As'ad Syamsul Abidin