Jakarta, Aktual.com – Komisioner Badan Pengawas Pemilu Rahmat Bagja, mengatakan pihaknya memprediksi jumlah data ganda mencapai 1,8 – 2 juta pemilih.
“Prediksinya 1,8 juta-2 juta. Prediksi tersebut terhadap data ganda dari seluruh kabupaten/kota yang ada,” kata Rahmat Bagja di Kantornya, Jakarta, Rabu (12/9).
Sebelumnya, dalam analisis Bawaslu terhadap data DPT ganda di 285 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia, ditemukan kegandaan data sebanyak 1,013 juta data DPT ganda dari 91 juta pemilih.
Hasil analisis kegandaan mendasarkan pada elemen NIK, Nama dan Tanggal Lahir yang identik. Ketiga elemen tersebut menjadi basis analisis kegandaan dengan menggabungkan seluruh data dalam lingkup Kabupaten/Kota.
Rahmat mengatakan, masalah masih adanya data ganda dalam DPT karena sejumlah masalah. Diantaranya belum adanya budaya tertib administrasi masyarakat.
Ia mencontohkan, masih banyak masyarakat yang pindah tidak mengurus surat-surat kepindahan, sementara di tempat yang baru mereka juga membuat kartu identitas baru.
Selain itu, juga ada beberapa rekomendasi Bawaslu di daerah yang tidak diindahkan KPU saat penetapan DPT dan rekapitulasi di provinsi.
Ia menambahkan, sampai saat ini pihaknya terus mencermati data-data yang diberikan KPU.
Sementara itu, seusai dengan keputusan KPU dalam raat pleno terbuka rekapitulasi DPT pemilu 2019, Rabu, 5 September 2018, perbaikan DPT terkait masalah data ganda tersebut akan dilaksanakan selama sepuluh hari.
KPU akan kembali menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil perbaikan DPT pada Minggu, 16 September 2018.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: