Pengendara roda dua melintas di jalan lintas Sumatera yang diselimuti kabut asap, di Rokan Hilir, Riau, Selasa (13/10). Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Provinsi Riau - Sumut kembali diselimuti kabut asap tebal terutama pada pagi hari membuat jarak pandang terbatas bagi pengendara yang melewati jalan lintas tersebut. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/pd/15

Padang, Aktual.com – Kematian bayi berumur tiga bulan di Pasaman, Sumatera Barat bernama Salsabila Nafida pada Kamis (22/10) kemarin diduga karena dampak kabut asap. Namun, Dinas Kesehatan (Sumbar) Sumatera Barat (Sumbar) setelah dikonfirmasi memperkirakan penyebab utamanya bukan karena faktor tersebut.

Kepala Dinkes Sumbar, Rosnini Savitri menyebutkan, pihaknya tadi malam sudah menghubungi dan berkoordinasi dengan Dinkes Pasaman termasuk Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Sikaping, tempat sang bayi dirawat.

“Kemarin sudah saya hubungi, kita dapatkan informasi kalau bayi ini berusia tiga bulan dan sebelum meninggal pernah memiliki riwayat tersedak. Jadi, kita perkirakan belum tentu karena kabut asap,” katanya di Kantor Dinkes Sumbar, Jati, Kota Padang.

Namun demikian, pihaknya mengakui masih menyelidiki lebih lanjut terkait kasus tersebut. “Iya, belum ada kesimpulan, masih kita koordinasikan penyebab sebenarnya,” jelasnya.

Pihaknya juga mengakui sudah mendapatkan instruksi khusus dari Gubernur Sumbar untuk mentuntaskan kasus tersebut. Daripada itu, langkah antisipasi Dinkes sendiri telah menginstruksikan agar Puskesmas yang ada di Sumbar dapat Standby 24 jam melayani kebutuhan masyarakat.

“Sudah kita himbau, Puskesmas di Sumbar ada 265, yang Puskesmas Terawat ada 105 di Sumbar. Masyarakat bisa menggunakannya, kalau ada yang lebih dekat Rumah Sakit, silahkan kesana,” himbaunya.

Saat ini sendiri Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Sumatera Barat dalam beberapa hari terakhir diakui meningkat. “Untuk daerah yang cukup parah di Sumbar itu diantaranya Dharmasraya, Lima Puluh Kota, Sijunjung, PadangPanjang, Sawahlunto dan Payakumbuh,” sebutnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah mengimbau supaya daerah yang terdampak cukup parah akibat kabut asap agar meliburkan siswanya dari sekolah. “Kita sudah edarkan suratnya ke masing-masing Pemerintah Daerah, jika memang dinilai berbahaya, segera mengambil langkah-langkah awal seperti mengurangi aktivitas masyarakat diluar rumah,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh: