Pekanbaru, Aktual.com – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau menerjunkan tim medis terdiri atas empat dokter dan dua paramedis untuk menyelamatkan dan merelokasi harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di perkebunan sawit Indragiri Hilir.

“Tim sudah dua hari di sana. Mereka masih melacak pergerakan Bonita (nama Harimau Sumatera yang berkeliaran di perkebunan sawit),” kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo di Pekanbaru, Senin (5/3).

Ia menjelaskan, seluruh tim medis tersebut dipersenjatai dengan senapan bius untuk melumpuhkan Bonita. Bonita merupakan nama harimau sumatera betina berusia empat tahun yang diberikan BBKSDA Riau sejak dilacak dua bulan terakhir.

Mulyo yang juga menjabat sebagai ketua tim penyelamat harimau mengatakan hingga kini tim yang telah lebih dari dua bulan di lapangan dinilai telah mempelajari pola pergerakan harimau betina remaja itu.

Opsi penggunaan senjata bius yang menurut dia merupakan pilihan terberat dan rencana terakhir itu dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Sebelum menjatuhkan penggunaan bius, BBKSDA Riau bersama polisi yang tergabung tim penyelamat Harimau telah berupaya memasang perangkap-perangkap berbentuk kotak besi. Setidaknya terdapat enam perangkap yang dipasang dengan masing-masing diantaranya berisi kambing jantan serta babi hutan.

Namun, upaya itu gagal. Bonita masih berkeliaran di perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP). Di lokasi itu, seorang karyawan bernama Jumiati meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan awal Januari 2018.

Perempuan berusia 33 tahun tersebut diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir.

“Bius itu letaknya ketika semua sudah dilakukan,” ujarnya.

Mulyo menjelaskan senapan bius akan bereaksi maksimal 15 menit sebelum Bonita benar-benar dalam keadaan lumpuh sementara. Untuk meminimalkan Bonita lari terlalu jauh pascaditembak bius, dia mengatakan pihaknya akan memancing Bonita ke tempat terbuka.

“Agar dapat segera dilacak setelah ditembak bius, kita upayakan memancing dia ke tempat terbuka,” ujarnya.

Dirinya berharap upaya tersebut dapat segera membuahkan hasil sehingga Bonita dapat diselamatkan untuk kemudian direlokasi ke lokasi lebih aman.

Sebenarnya, selain Bonita, BBKSDA Riau memantau seekor harimau sumatera lainnya yang berkeliaran di perkebunan sawit tersebut. Harimau itu diberi nama mirip dengan Bonita, yakni Boni. Keduanya berjenis kelamin betina dan sama-sama berusia 4 tahun.

Hanya saja, Mulyo mengatakan pihaknya akan memprioritaskan penanganan Bonita, karena dia dinilai mengalami perubahan prilaku serta lebih sering masuk ke perkebunan sawit dibanding tempat asalnya, SM Kerumutan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: