Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) mengupayakan kerugian pendistribusian bahan bakar minyak bersubsudi pada 2014 bisa ditekan dari Rp1,1 triliun menjadi Rp51,8 miliar. Pasalnya, Pertamina pada 2014 mendistribusikan BBM subsidi sebanyak 46,48 juta kiloliter.

“Angka realisasi tersebut ‘over’ (berlebih) 841,89 ribu kiloliter dibandingkan kuota kami 45,46 juta kiloliter,” ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta, ditulis Jumat (16/1).

Ia merinci realisasi penyaluran premium mencapai 29,6 juta kiloliter atau ‘over’ 202,6 ribu kiloliter dibandingkan kuota 29,4 juta kiloliter. Solar terealisasi 15,95 juta kiloliter atau berlebih 622,68 ribu kiloliter terhadap kuota 15,3 juta kiloliter. Pendistribusian minyak tanah mencapai 916,6 ribu kiloliter atau ‘over’ 16,6 ribu kiloliter dibandingkan kuota 900 ribu kiloliter.

“Apabila subsidi yang tidak dibayar atas “over” penyaluran BBM tersebut memakai komposisi per produk, maka potensi kerugian Pertamina mencapai Rp1,1 triliun,” tambahnya.

Namun, apabila “over quota” sebesar 841,89 ribu kiloliter dipindah ke premium mengingat pada Desember 2014, penjualan premium mendapat untung atau bukan subsidi lagi, maka kerugian akan menjadi Rp51,76 miliar.

“Ini yang sedang kami perjuangan, karena dalam APBN, hanya ditetapkan kuota BBM subsidi 46 Juta kiloliter dan tidak dirinci per produk. Rinciannya dari BPH Migas,” katanya

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka