Jakarta, Aktual.co — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) Anggoro Dwitjahyono mengatakan rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, akan memacu terjadinya inflasi pada kisaran antara 3 – 5 persen.
“Laju inflasi tersebut masih fluktuatif, karena masih harus menunggu penetapan pagu harga BBM. Jika harganya sudah ditetapkan maka tingkat inflasinya pun sudah bisa diketahui,” katanya di Kupang, Selasa (11/11).
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Djamal menjelaskan kenaikan harga BBM bersubsidi diperkirakan hanya sebesar Rp1.500/liter menjadi Rp8.000/liter dari sebelumnya Rp6.500/liter.
Kenaikan harga BBM tersebut diperkirakan akan menyumbang inflasi sekitar 3,0 persen, karena dipicu pula dengan naiknya harga barang-barang di pasaran.
Indikator yang biasa digunakan BPS dalam mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Kepala BPS NTT Anggoro Dwitjahyono menabahkan Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Mei 2014 sebesar 0,16 persen (month-to-month), sehingga inflasi dari Januari hingga September 2014 tercatat sebesar 1,56 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka