Jakarta, Aktual.co —Naiknya kembali harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak pada menurunnya hasil pendapatan nelayan. Salah satunya di Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat.
Dahlan, salah seorang nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mamuju, mengatakan naiknya harga BBM jelas berdampak sistemik pada hasil pendapatan nelayan. “Ini dipengaruhi besarnya biaya yang kita tanggung sekali turun melaut,” ujar dia, Minggu (5/4).
Para nelayan, ucap dia, biasa menggunakan BBM jenis solar yang sebelum naik harganya Rp 6.400, lalu menjadi Rp 6.900 atau naik Rp 500.
Akibat kenaikan, para nelayan mesti mengeluarkan tambahan biaya operasional untuk memenuhi kebutuhan akan solar. Padahal untuk turun melaut untuk kebutuhan sekali melaut selama 30 hari, nelayan bisa menghabiskan solar hingga tiga drum atau masing-masing berisi hingga 675 liter. Kondisi itu diperparah dengan menurunnya tangkapan nelayan sepekan ini.
“Kebetulan kita pakai kapal yang agak besar karena harus tinggal di tengah laut yang biasanya sampai satu bulan, atau lebih kalau dirasa masih sedikit ikan yang kita tangkap. Jadi butuh solar sampai tiga drum untuk sekali berlayar,” kata Dahlan.
meski harga solar naik, diakuinya, nelayan tetap ngotot melaut agar tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarga.
“Dari hasi tangkap ikan inilah harapan kita untuk terus memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Semoga ada perhatian atau bantuan pemerintah untuk menutupi masalah ini,” tutur Dahlan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mamuju, Syamsu Suddin sendiri mengaku pihaknya belum menerima langsung keluhan nelayan terkait kenaikan harga BBM. Dia hanya minta nelayan bersabar.
Syamsul menambahkan pasokan BBM dari Pare pare, Sulsel masih terus memenuhi Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) yang ada di Desa Taang, Kecamatan Tapalang. SPDN inilah yang dibutuhkan untuk terus memenuhi kebutuhan solar yang digunakan kapal nelayan guna melancarkan aktivitas penangkapan ikan.
“Yang pasti setiap bulannya terus menerima pasokan hingga 8000 liter. Saya kira ini bisa mencukupi kebutuhan para nelayan,” ujar Syamsul.
Artikel ini ditulis oleh:

















