Karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/18). Langkah pemerintah melakukan penyesuaian BBM semakin memberatkan rakyat dan jelas tidak pro rakyat. Daya beli akan kembali terganggu karena langkah tersebut menyulut inflasi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Aceh, Aktual.com – Bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium, belakangan ini mulai langka di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seperti Kabupaten Aceh Besar maupun Kota Banda Aceh.

Pantauan di sejumlah SPBU wilayah Aceh Besar maupun Kota Banda Aceh, Jumat (30/3), kosongnya BBM subsidi jenis premium hingga petugas mengarahkan pengendera roda dua, tiga maupun roda empat untuk mengisi BBM nonsubsidi jenis pertalite.

Salah seorang penyedia jasa konvensional roda tiga (becak) Khairul, mengaku kecewa terhadap kebijakan Pemerintah maupun PT Pertamina yang membatasi BBM bersubsidi jenis premiun di sejumlah wilayah provinsi paling ujung barat Indonesia.

“Hari ini saja sudah empat (4) SPBU saya datangi untuk mengisi premium, tapi ke empat SPBU yang saya datangi tersebut kata pertugas premium kosong,” kata penyedia jasa konvensional tadi di salah satu SPBU yang berada di Jalan Soekarno Hatta, Aceh Besar.

“Seharusnya pemerintah tidak membatasi premium subsidi dan jika ini terus terjadi ekonomi masyarakat terjepit,” tambah abang becak tadi.

Dia mengakui, dibatasinya BBM subsidi jenis premium sangat berdampak terhadap pendapatan penyedia jasa antar jemput dan pengguna jasa (masyarakat) sangat keberatan menggunakan jasa becak jika harganya melambung.

“Kalau kita naikkan ongkos penumpang bilang mahal sekali dan sudah pasti tidak naik becak dan penumpang lebih memilih jasa online padahal naiknya ongkos becak karena kami menggunakan BBM non subsidi,” tuturnya.

Salah seorang petugas SPBU 13.233.404 di Jalan Soekarno Hatta, Gampong (desa) Meunasah Manyet, Mukim Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, kabupaten Aceh Besar mengutarakan, PT Pertamina sudah membatasi BBM bersubsini dan penggantinya adalah nonsubsini jenis pertalite.

“Sudah satu bulan lebih premium dibatas dan penggantinya adalah pertalite. Sementara pertalite nonsubsidi,” ujarnya seorang petugas SPBU 13.233.404 dan meminta namanya tidak dicantumkan.

lebih lanjut petugas tadi mengungkapkan, sebelum adanya BBM nonsubside jenis pertalite pihaknya menjual premium bersubsidi per hari sampai 24 ton dan pasokannya normal.

“Selama ini premium maksimal satu hari diberi jatah delapan (8) ton, kadang dua hari 8 (ton), makanya premium bersubsidi sering kosong,” ungkapnya sembari memastikan untuk tidak dicantumkan identitasnya.

Ada pun harga BBM bersubsidi jenis premium Rp6.450/liter, solar 5.150/ liter. Sementara nonsubside jenis pertalite Rp7.800/ liter, pertamina Dex Rp 9.000/ liter, pertamax 92 Rp 13.233/ liter dan pertamax turbo 13.404/ liter.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: