Petugas mengisi BBM ke pesawat Air Tractor (AT802) untuk dibawa ke wilayah Krayan dari Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (17/6). Pertamina menyalurkan BBM jenis Premium dan Solar ke wilayah Krayan, Kalimantan Utara, menggunakan pesawat AT802 agar warga di daerah tersebut dapat menikmati BBM dengan harga normal karena selama ini menggunakan BBM ilegal dari Malaysia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./16

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa untuk merealisasikan BBM satu harga sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden Jokowi, Perusahaan itu membutuhkan dana sebesar Rp800 Miliar per tahun.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro menjelaskan bahwasanya kebutuhan dana itu untuk mengulangi biaya transportasi yang begitu mahal pada daerah di dua Provinsi timur Indonesia yakni Papua dan Papua Barat.

“Dana Rp800 miliar per tahun itu semua untuk ongkos transport yang beragam. Itu yang kita butuhkan untuk Papua dan Papua Barat. Ongkos angkut ini berkisar dari Rp3.900 per liter sampai yang paling tinggi di Puncak Jaya sekitar Rp29.000 per liter,” kata Wianda di Jakarta, Minggu (23/10).

Sementara untuk saat ini Pertamina mengaku telah melakukan pemesanan tiga pesawat khusus untuk pengangkutan BBM, namun Presiden Joko Widodo meminta Pertamina menambahkan dua pesawat lagi.

Padahal kata Wianda, berdasarkan Kajian Pertamina bahwa demand di daerah yang mau di jangkau belum terlalu besar sehingga dengan 3 pesawat yang telah direncanakan sudah mampu mengcover permintaan yang ada.

“Jadi tahun ini kan dialokasikan 3 pesawat. 1 untuk Kaltara dan dua di Papua. Nah presiden minta tambahan 2 lagi, padahal peningkatan demand membutuhkan waktu bertahap. Memang permintaan relatif tidak banyak,” tandasnya.

Dadangsah

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid