Jakarta, Aktual.co — Bank Central Asia (BCA) menargetkan pertumbuhan produk uang elektronik (e-money) hingga 20 persen pada 2015 untuk mendukung program pemerintah “Gerakan Nasional Non Tunai”.
“Target ini cukup realistis mengingat produk e-money dari perbankan mulai dikenal dan digunakan masyarakat,” ujar Kepala Kantor Cabang Bank Central Asia Palembang Octovianus di Palembang, Senin (23/2).
Ia mencontohkan seperti di Kota Palembang per Desember 2014 membukukan 25 ribu kartu flazz yang digunakan nasabah, dengan rincian, 2.500 kartu flazz yang bersinergi dengan kartu anjungan tunai mandiri, 2.500 kartu flazz kerja sama dengan STMIK MDP Palembang, dan sisanya dimiliki masyarakat umum.
“Setiap tahun penggguna e-money ini terus bertumbuh meski tidak terlalu signifikan. Ke depan BCA akan berupaya menggenjot dengan membuat program kerja sama dengan lembaga pendidikan dengan syarat mencetak 2.000 kartu, dan lembaga swasta dengan syarat 5.000 kartu,” ujar dia.
Terkait dengan total transaksi dari penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) ini, ia tidak menampik masih tergolong rendah karena per Desember 2014 hanya membukukan Rp217 juta per bulan.
Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi belum sempurnanya infrastruktur penggunaan e-money terkait tempat penjualan, tempat penerimaan transaksi, hingga tempat pengisian.
“BCA mengharapkan pemerintah juga membuatkan program-program untuk mendorong tempat perbelanjaan memiliki infrastruktur e-money, dan hingga ke fasilitas umum seperti transfortasi massal,” ujar dia.
Ia menambahkan, infrastruktur ini hendaknya tidak terbatas di perkotaan tapi juga melebar hingga ke pedesaan mengingat untuk regional Sumatera sementara ini hanya dua kota yang menggarap e-money, yakni Palembang dan Bandar Lampung.
“Masyarakat harus diedukasi secara terus menerus bahwa sudah tidak zamannya untuk pembayaran tunai lagi, karena sudah ada kartu yang sejatinya adalah uang,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















