Jakarta, Aktual.co —General Manager PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V, Giri Santoso, mengatakan  jelang penurunan harga BBM per 18 Januari 2015 memang ditemukan ada beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menutup SPBU-nya sendiri.

“Kemungkinan penyebab mereka tutup karena sengaja menahan stok supaya tidak beli dengan harga baru,” katanya di Surabaya (17/1).

Padahal, sebut dia, setiap SPBU harus menebus atau menyediakan stok BBM kepada masyarakat walaupun ada perubahan harga baik penurunan maupun penaikan. Pada umumnya, stok di SPBU berlaku antara delapan hingga 10 hari.

“Selain premium, pada tanggal yang sama berlaku penurunan harga pertamax menjadi Rp8.000 per liter dibandingkan harga sebelumnya Rp8.800 per liter,” katanya.

Ia optimistis dengan adanya kebijakan baru yang dipublikasikan Pemerintah Pusat melalui Presiden RI Joko Widodo pada hari Jumat (16/1), maka masyarakat transportasi di Jawa Timur tidak akan mengalami gejolak apa pun.

Apalagi memang karakteristik konsumen di Jatim cenderung stabil dan tidak terpengaruh oleh penaikan maupun penurunan. “Bagi mereka yang penting stok BBM ada terus. Itu yang penting,” katanya.

Untuk saat ini, lanjut dia, konsumsi pertamax di Jatim menyumbang 10 persen terhadap total penjualan BBM.

Pencapaian tersebut menempati posisi pertama di wilayah MOR V, kemudian dominasi konsumsi sebanyak 70 persen berasal dari premium dan solar menyumbang 20 persen.

Artikel ini ditulis oleh: