Tasya Kamila (Foto: Dok. Antara)

Jakarta, Aktual.com – Artis Tasya Kamila menceritakan perjuangannya dalam mendapatkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri saat orang-orang terdekatnya mengalami berbagai masalah baik fisik maupun mental.

“Aku dikelilingi orang-orang yang punya mental problem. Saudara terdekatku ada yang bipolar, sementara saudaraku yang lainnya ada yang emotionally unstable,” ujar Tasya Kamila saat konferensi pers di Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (22/7) malam.

Tasya bercerita bahwa saudara-saudaranya tersebut kerap menjadikannya sebagai tempat berekspresi. Untuk itu, Tasya mengatakan, sebisa mungkin untuk tidak stres dan tetap bisa mencari solusi terbaik.

“Ketika suamiku sakit, kan suamiku cancer survival, aku bahkan enggak mau mikirin yang bikin stres-nya. Aku cuma mikirin solusinya,” imbuh Tasya.

Namun, kata Tasya, stres yang dipendam itu ternyata berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Selain rambutnya menjadi rontok, Tasya mengaku kini menderita penyakit GERD.

“Walaupun aku merasa baik-baik aja, tapi ternyata dia yang kemo aku yang rontok. Mungkin secara emosi, aku pastinya sedih tapi aku ikhlas, tapi ternyata dengan stres itu badan bisa bertingkah sendiri,” kata Tasya.

Setelah itu, barulah Tasya menyadari bahwa dirinya ternyata butuh untuk mengobrol dan mengutarakan apa yang dia rasakan, baik bersama orang-orang terdekatnya maupun bersama tenaga profesional agar dia bisa lebih bahagia.
“Ketika aku merasa helpless, aku harus datang ke profesional, it’s ok. Walaupun enggak ada solusi yang instan, tapi itu tetap sangat mengurangi stres kita,” ujar Tasya.

Untuk itu, Tasya kemudian mengajak orang-orang untuk tidak ragu mencari bantuan dari orang-orang terdekat maupun profesional saat merasa tidak baik-baik saja, meskipun hanya sekadar curhat. Selain itu, kata dia, penting juga untuk selalu melihat sisi positif dan menemukan kebahagiaan dari hal sesederhana apapun.

“Kita juga harus punya rasa syukur walaupun sedang terjadi sesuatu dalam hidup, tapi ternyata masih bisa melakukan hal lain. Itu sih yang kira-kira menguatkan,” kata Tasya.

“Support system juga penting. Pastinya ada orang-orang yang bisa kita percaya untuk cerita, ajak mengobrol. Kalau enggak ada sama sekali, kalau kamu sendiri sudah jadi curahan stres banyak orang, tapi kamunya sendiri merasa enggak kuat, aku rasa enggak usah malu atau tabu lagi untuk datang ke ahlinya, ke psikolog,” pungkas dia.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nurman Abdul Rahman