Jakarta, Aktual.com — Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia diminta untuk terus menggenjot daya saingnya, mengingat persaingan antar negara ASEAN sangat ketat. Jika tak diperbaiki sangat mungkin investor hengkang ke negara-negara ASEAN lainnya.

“Pengaruh MEA ini sangat menakutkan, kalau pemerintah tidak mengubah daya saingnya. Selama ini, competitive advantage kita jelek,” tegas Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, di Jakarta, Rabu (10/2).

Ancaman MEA ini dirasa Tito sangat mengkhawatirkan dibanding situasi global yang masih bergejolak. “Karena kalau tidak ada perubahan, maka orang (investor) akan mikir, ah lbh baik ke negara ASEAN lain. Toh dalam kanyataannya, mereka juga memberikan insentif fasilitas pajaknya,” kata dia.

Contoh negara ASEAN yang banyak berbenah adalah Vietnam. “Karena kalau bicara gejolak global, yang ditakutkan itu lebih pada harga kokoditas yang bekun bergerak juga. Jadi ancaman MEA lebih menakutkan,” terang Tito.

Meski begitu, Tito sendiri tetap yakin dengan kinerja pasar modal saat ini yang akan terus lebih baik. Hingga awal Februari ini, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menjadi yang terbaik pertumbuhannya di dunia.

“Kinerja kita saat ini terbaik di dunia. Kinerja perusahaan juga mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Apalagi untuk BI Rate juga masih ada ruang untuk diturunkan. Jadi bursa kita saat ini posisi dalam pagus,” kata dia dengan menambahkan kekhawatiran pihaknya adalah rencana kenaikan The Fed Fund Rate.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan