Jakarta, Aktual.com — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan manajemen PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melakukan pemecahan saham (stock split) agar menarik minat investor untuk mengakumulasi sehingga menjadi lebih likuid.
“Transaksi saham HMSP masih sedikit, tadi kami sampaikan kepada mereka untuk melakukan itu (stock split). Sahamnya kurang likuid,” kata Direktur Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Alpino Kianjaya di Jakarta, Rabu (16/12).
Menurut dia, dengan harga saham HMSP di level Rp95 ribu per lembar (posisi harga saham pada hari Selasa, 15/12), membuat investor ritel sulit untuk menjangkaunya. Terpantau, penawaran dan permintaan saham HMSP secara harian masih minim, berbeda dengan saham lainnya.
“Kalau kita lihat pada sistem perdagangan saham, antara ‘bid’ dan ‘offer’ sangat tipis. Itu namanya kurang likuid,” katanya.
Alpino Kianjaya mengemukakan bahwa saat ini jumlah minimal pembelian saham dari suatu emiten (perusahaan yang sahamnya tercatat dan diperdagangan di BEI) adalah sebanyak satu lot. Dalam satu lot terdapat 100 lembar saham.
“Stock split salah satu teknis untuk mendorong saham menjadi likuid. HMSP perusahaan yang bagus, tetapi likuiditasnya kurang. Dengan ‘stock split’, misalnya dari harga saham Rp95 ribu per lembar menjadi Rp9.000,00 per lembar, likuditasya dapat lebih menarik karena akan lebih terjangkau bagi investor ritel,” katanya.
“Stock split” merupakan pemecahan nilai nominal saham sehingga menjadi lebih kecil. Pemecahan saham berimplikasi pemecahan harga saham sesuai dengan rasio split. “Jumlah saham beredar juga akan meningkat sesuai dengan rasio split,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka