Jakarta, Aktual.com – Bursa Efek Indonesia menilai bahwa keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya tidak berdampak negatif bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (16/3), mengatakan bahwa keputusan The Fed menaikkan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) sebesar 0,25 basis poin menjadi 0,75-1 persen sesuai dengan proyeksi pelaku pasar sehingga fluktuasi IHSG masih berada dalam area positif.
“Pelaku pasar sudah memprediksi kebijakan The Fed itu sehingga tidak mempengaruhi pasar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa fluktuasi IHSG yang positif itu juga tidak terlepas dari kinerja laporan keuangan perusahaan tercatat atau emiten tahun buku 2016 yang mayoritas diproyeksikan membukukan hasil positif.
“Rata-rata kinerja emiten juga bagus seiring dengan kinerja ekonomi 2016 yang tumbuh. Pergerakan IHSG itu selalu bergerak naik mendahului perekonomian, namun jika ekonomi turun IHSG juga turun mendahului,” katanya.
Ekonom Bahana Sekuritas Fakhrul Fulvian juga menilai bahwa kenaikan suku bunga Fed tidak terlalu membahayakan pasar keuangan dan perekonomian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
“Arus modal ke pasar keuangan domestik diperkirakan masih akan mengalir, apalagi ada ekspektasi kemungkinan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P) menaikkan peringkat Indonesia dalam waktu dekat,” katanya.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa keputusan The Fed telah memberikan suatu kepastian bagi pelaku pasar saham.
“Akumulasi sentimen positif dari eksternal dan dalam negeri menjadi pemicu kenaikan IHSG pada perdagangan saham hari ini (16/3),” katanya.
Terpantau pada perdagangan sesi pertama hari ini (Kamis, 16/3), IHSG ditutup naik 53,67 poin atau 0,99 persen menjadi 5.486,05 poin. Sementara itu, IHSG BEI pagi tadi dibuka naik 39,30 poin atau 0,70 persen menjadi 5.471,68 poin.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan