Jakarta, Aktual.com — Indonesia merupakan negara dengan segenap potensi besar yang juga diprediksi akan diperhitungkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru terbesar di dunia ke depannya.

Ironisnya, laporan BPS justru menempatkan Indonesia hanya mampu berada di posisi ke-4 sebagai negara pengekspor terbesar di level ASEAN dengan perolehan US$40,87 Milyar atau sekitar 12,3% dari total ekspor.

Berbagai pihak menilai, Indonesia sebenarnya pada sisi sektor industri layak diperhitungkan sebagai kekautan ekonomi dunia. Salah satu sektor unggulan strategis yang berpotensi sebagai kekuatan baru yang patut dan layak didorong adalah industri kreatif.

Deputi Akses Permodalan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo mengungkapkan, Industri kreatif saat ini menjadi trending topics di hampir semua negara. Beberapa negara bahkan memasukkan pengembangan industri kreatif sebagai program pririotas.

“Kemungkinan dipicu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang disebabkan penurunan harga komoditas, minyak dan tambang. Makanya melirik sektor ekonomi kreatif,” papar Fadjar di acara  Forum Dialog HIPMI, “Insentif Ekonomi untuk Industri Kreatif” di HIPMI Centre, Wisma Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (15/3).

Fadjar mengungkapkan, di Indonesia sendiri peranan dan konstribusi industri kreatif dari tahun ke tahun cukup signifikan, terutama berkonstribusi terhadap PDB.

“Data tahun 2014 industri kreatif di tanah air sudah 7 persen, kita berharap akan mengalami peningkatan 12 persen selama pemerintahan Jokowi-JK,” ungkapnya.

Guna mencapai target pertumbuhan tersebut, meski saat ini prospek pertumbuhan ekonomi mengalamai kelesuan, tetapi justru industri kreatif mengalami gairah pertumbuhan dengan cukup baik.

“Kalau kita perhatikan di tengah kelesuan ekonomi, di sisi lain kita justri melihat usaha pemula (starup)  baik di indonesia maupun di dunia trend pertumbuhannya meningkat, para e-commerce melaporkan penjualan luar biasa,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan