Jakarta, Aktual.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi pernyataan Nusron Wahid yang mengatakan bahwa ayat-ayat dalam Al-Quran hanya dapat ditafsirkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Tengku Zulkarnain, tim pemenangan calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu tidak memahami substansi permasalahan.
“Nusron bilang kan yang tahu tafsir Al Quran itu kan hanya Allah, kalau gitu untuk apa diturunkan untuk manusia,” timpal Zulkarnain, dikantornya, Jalan Proklamasi 51, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/10).
“Jadi artinya bukan hudalinnas (petunjuk manusia), kalau begitu itu (Al Quran) hudalillah petunjuk bagi Allah dong,” tambah dia.
Menurut Zulkarnain, manusia memiliki hak untuk menafsirkan petunjuk yang datangnya langsung dari wahyu yang diturunkan melalui Nabi Rasulullah.
“Kalau gitu untuk apa diturunin, cukup aja hudalillah petunjuk bagi Allah, hudalilrasul petunjuk bagi rasul, kenapa Allah bilang hudalinnas petunjuk bagi manusia, berarti ada hak manusia menafsirkannya,” terang dia.
Zulkarnain menilai, Nusron lah yang telah menafsirkan surat Al-Maidah ayat 51 itu, dengan menyatakan bakal calon DKI 1 yang diusung partai Golkar, Nasdem, Hanura dan PDIP itu, tidak melakukan penistaan Agama.
“Dan dia sendiri menafsirkan surat itu, berarti dia sendiri kan Allah, dia bilang yang tahu hanya Allah berarti dia Allah,” sindirnya.
“Dia menafsirkan Al- Maidah 51, berarti kalo nggak dia Rasul yah Allah. Ah blunder kalau ngomong makanya pakai akal jangan pakai dengkul, bikin malu!” cetus Zulkarnain.
Sebelumnya, Nusron Wahid kala mendapatkan kesempatan berbicara di sebuah acara program televisi menyampaikan pembelaan kepada Ahok.
Menurut dia, yang paling tahu makna dari kandungan surat Al-Maidah ayat 51 adalah Allah SWT dan Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
“Saya ingin menegaskan di sini, yang namanya teks apapun, itu bebas tafsir, bebas makna. Yang namanya Al Quran yang paling sah untuk menafsirkan yang paling tahu tentang Al Quran itu sendiri adalah Allah SWT dan Rasulullah,” kata Nusron ketika itu.
“Bukan Majelis Ulama Indonesia, bukan Ahmad Dhani, bukan Danil Simanjuntak, bukan juga saya, karena kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Itu adalah (dasar) ilmu tafsir,” sambungnya.
*Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh: