Teheran, Aktual.com – Pemerintah Iran menyebut sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sangat gamblang membela Arab Saudi terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, sebagai hal yang memalukan.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif melalui akun twitter miliknya. Cuitan ini ditulisnya tak lama setelah Trump memastikan takkan memberikan sanksi kepada Saudi terkait pembunuhan Khashoggi.

“Trump dengan ganjil mencurahkan paragraf pertama dari pernyataannya yang memalukan tentang kekejaman Saudi untuk menuduh Iran dari segala bentuk penyimpangan yang bisa dia pikirkan,” tulis Zarif di akun Twitternya.

Pada Selasa (20/11), Trump mengatakan bahwa sikap Amerika Serikat adalah tetap bermitra dengan Saudi.

Trump membandingkan Saudi dengan Iran. Dia mengatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas perang proksi berdarah melawan Arab Saudi di Yaman, berusaha mengacaukan upaya Irak yang rapuh pada demokrasi, mendukung kelompok teror Hizbullah di Lebanon dan menopang diktator Bashar Assad di Suriah.

Sedangkan Saudi, menurut Trump, telah menghabiskan miliaran dolar AS dalam memimpin perang melawan terorisme.

Zarif pun membandingkan situasi dengan menyinggung soal manajemen kehutanan yang tidak menguntungkan di California dan Finlandia.

“Mungkin kita juga bertanggung jawab atas kebakaran di California, karena kita tidak membantu merampas hutan, seperti yang dilakukan oleh Finlandia?” tutupnya seperti dimuat Reuters.

Sementara, Trump mengungkapkan alasan di balik sikapnya yang bergeming dan tak memberikan satu pun sanksi untuk Saudi.

Janji investasi dan kontrak pembelian oleh Saudi merupakan alasan di balik ini. Trump memastikan bahwa kedua hal itu akan tetal berlangsung.

“Jika kita dengan bodoh membatalkan kontrak ini, Rusia dan China akan menjadi penerima manfaat yang sangat besar,” jelas Trump sebagaimana dimuat dalam BBC.

Ia menambahkan bahwa dirinya akan segera putera mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) pada pertemuan G20 di Argentina minggu depan.

Dia menekankan bahwa pihaknya akan tetap menjadi mitra setia Saudi meskipun Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman Mungkin mengetahui sebelumnya soal pembunuhan Khashoggi.

“Amerika Serikat bermaksud untuk tetap menjadi mitra setia Arab Saudi untuk memastikan kepentingan negara kita, Israel, dan semua mitra lainnya di kawasan ini,” tegas Trump.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan