Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi XI DPR, Melchias Marcus Mekeng menyebut, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus terus mendeteksi produk-produk perbankan di bank-bank kecil.
Pasalnya, bisa jadi produk-produk itu menyimpan surat-surat berharga yang bodong. Kondisi itu yang terjadi pada Bank Century pada 2009 lalu yang kemudian membuat terjadinya krisis di sektor keuangan.
“Karena faktanya, Bank Century itu bank kelas bawah, tapi malah buat ruwet. Makanya, OJK jangan lihat bank yang besar-besar saja. Justru yang kecil-kecil itu harus bisa diawasi serius,” tandas Mekeng saat raker dengan Menkeu, OJK, BI, dan LPS, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (22/2).
Karena saat itu, kata Politisi Golkar ini, di Bank Century itu banyak menyimpan surat-surat bodong, tapi semuanya termasuk surat berharga.
“Nah, bagaimana OJK bisa mendeteksi kondisi itu. Karena bisa jadi satu nasabah bisa triliunan, tapi begitu mau di-bailin tahu-tahu bodong,” tandas dia.
Makanya, lanjut Mekeng, OJK harus mempunyai tim review untuk mengejar surat-surat bodong itu. Apalagi kemudian, posisinya justru berada di luar negeri.
Lebih jauh dia menegaskan koordinasi anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) harus bisa berjalan cepat, ketika terjadi letupan krisis. Salah satunya terkait kalah kliring.
“Karena kalau ada yang kalah kliring jam 5 sore, itu pasti akan minta penyelesaian cepat bisa sua jam harus selesai. Jika tidak, mereka akan langsung tarik dananya dan besoknya bisa rush. Nah, hal seperti ini sudah belum disampaikan di KSSK?” tandas Mekeng.
Terkait hal itu, menurut Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati, pihaknya sudah melakukan banyak simulasi penanganan krisis, termasuk masalah kalah kliring dan sebagainya.
“Makanya kami terus lakukan koordinasi dengan keempat lembaga (Menkeu, Gubernur BI, Ketua DK OJK, dan Ketua DK LPS) di KSSK ini. Dan jangan sampai keempat lembaga ini jadi sumber masalah. Dan kita bukan bagian dari sumber masalah itu,” tukas Menkeu.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan