Jakarta, Aktual.com — Dalam menurunkan indeks resiko bencana, Kepala BNPB, Willem Rampangilei menguraikan beberapa upaya yang harus dilakukan pihaknya. Hal pertama yaitu, membangun kapasitas Institusi, membangun sumber daya manusia (SDM) yang profesional, dan memperkuat peraturan serta perundangan yang berlaku.
Selain itu, menurut Willem, yakni membangun sistem peringatan dini (early warning system) dan sistem deteksi dini.
“Bahwa untuk mengurangi resiko harus dibangun sistem peringatan dini yang handal dan dapat dipercaya,” kata Willem kepada Aktual.com di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (6/10)
Jadi pertanyaannya apa yang dimaksud dengan ‘early warning system’?. Willem mengatakan, bahwa Indonesia bisa belajar tentang sistem peringatan dini itu dari negara lain.
“Kita bisa belajar dari Chile. Karena Chile jika terjadi gempa dengan skala yang cukup tinggi boleh dikatakan tidak ada korban,” terangnya menambahkan.
“Kita akan belajar disana bagaimana menggunakan atau memanfaatkan IT semaksimal mungkin untuk kepentingan ‘early warning sistyem’ ini,” katanya lagi.
Sementara itu, kata ia, Indonesia juga bisa meminimalisir resiko penanggulangan bencana (Disaster Risk Management Research). Dan, menerapkan ‘Emergency Logistic Support System’.
“Untuk penanganan penanggulangan bencana tanpa didukung dengan sistem logistik yang baik maka hal itu sulit untuk dicapai,” bebernya sambil tersenyum.
“Memang logistik sendiri tidak bisa untuk penanggulangan bencana tapi tanpa logistik yang baik maka penanggulangan bencana tidak dapat dilaksanakan dengan benar,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: