Jakarta, Aktual.co —Belajar matematika bagi siswa SD bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, manakala itu dilakukan lewat deep learning (pembelajaran bermakna).
Demikian ditunjukkan oleh Tatang Suratno, pengajar dan peneliti di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ia member materi pada sesi diskusi di Konferensi Pendidik Nasional (National Educators Conference) 2015 di Universitas Sampoerna, Jakarta, Jumat (29/5).
Tatang menunjukkan contoh deep learning secara nyata, melalui pengalaman guru SD melakukan reformasi sekolah menuju komunitas belajar. Dengan menyajikan pengalaman para praktisi Lesson Study di kota Malang dan Bandung secara naratif, Tatang mengungkap situasi pembelajaran bermakna dan menyenangkan, yang dialami oleh guru maupun siswa dalam memaknai konsep pembagian pecahan.
Dalam uraiannya, Tatang menggambarkan proses pembelajaran siswa yang bermakna, kolegalitas atau kebersamaan di antara guru dalam merancang dan merefleksikan kolaborasi belajar di antara siswa; dan repersonalisasi atau perubahan pola pikir guru, agar menyelami pikiran dan perasaan siswa.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, Tatang berpandangan, deep learning pedagogies hanya akan berkembang di dalam komunitas belajar, di mana di dalamnya tercipta hubungan yang erat antara pembelajaran guru dan pembelajaran siswa secara berkelanjutan.
Dengan memperhatikan jalinan kisah pengalaman seperti itu kita mulai memahami bahwa penyatuan diri guru dengan siswa akan meningkatkan pemaknaan guru terhadap pembelajaran siswanya.
Sejak 2007, Tatang telah berperan aktif dalam pengkajian praktik pendidikan di Indonesia. Ia berpengalaman memfasilitasi pengembangan profesional guru dan reformasi sekolah, melalui penerapan Lesson Study yang melibatkan ratusan guru dan puluhan sekolah.
Artikel ini ditulis oleh:

















