Lewat buku tersebut, dia berharap bisa membantu banyak orang merefleksi diri, melihat ke dalam, serta mengurai situasi, supaya bisa menemukan sendiri jawaban, saat bertemu dengan persimpangan dalam hidup mereka.
“Sering kali kita mengalami decision paralysis dalam mengambil keputusan hidup, karena lebih sering kita melihat keluar, mengintip kiri-kanan, menyontek rumput tetangga. Padahal jawabannya bukan di sana, tapi ada di dalam lo,” tulis Ruby dalam pengantar buku “You Do You: Discovering Life through Experiments & Self-Awareness”, dikutip dari keterangan resmi Gramedia Pustaka Utama, Jumat (25/12).
“Ketika gue paham diri, maka gue menjadi semakin sadar diri. Pilihan yang gue ambil tidak harus sama dengan tetangga. Meniru, membandingkan, hingga perasaan iri yang tumbuh rasanya semakin tidak ada gunanya. Siapa gue dan apa yang gue mau itu berbeda dengan teman-teman gue.”
Satu dekade pertama dalam perjalanan karier Ruby dihabiskan untuk bereksperimen dengan sembilan macam peran yang berbeda. Mulai dari sales, petugas lelang, operator alat berat, travel blogger, food photographer, penyanyi, social media manager, product manager di sebuah tech startup, sampai pengusaha pernah ia jalani.
Ruby kemudian menemukan ikigai-nya untuk belajar, berkarya dan berbagi melalui platform edukasi Negeri Pembelajar, dan konsultan HR Impact Factory. Ruby juga aktif berbagi tentang keuangan, karier, dan bisnis di Instagram serta podcast, dengan topik yang diangkat mencakup pengembangan diri, seperti kegalauan karier hingga tips investasi.
“Ikigai bukan hanya soal apa yang mau kita lakukan dalam hidup, tapi juga soal kita mau menjadi siapa, menjadi manusia yang seperti apa. Kalau dimaknai seperti ini, ikigai tidak harus menjadi sebuah konsep yang kompleks layaknya sebuah purpose atau tujuan hidup. Ikigai buat orang Jepang bisa berupa kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam keseharian yang dalam jangka panjang akan membuat hidup lebih bermakna,” tutur Ruby.
Antara
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin