Jakarta, Aktual.com – Sekelompok warga pada Selasa (27/11) dini hari, menyerbu kuil Hindu di Petaling Jaya, Malaysia, dan belasan orang dilaporkan mengalami luka-luka.

“Sekelompok orang Malaysia uang membawa pisau, kapak, dan tongkat baja menyerang kami dan meminta kami keluar dari kuil. Mereka bilang lahan ini dimiliki oleh One City,” ujar seorang anggota dewan kuil, Yuvaraj Nagaraju, dikutip The Straits Times, ditulis Kamis (29/11).

Insiden ini bermula ketika sekitar 50 orang merangsek masuk ke dalam kuil Sri Maha Mariamman pada pukul 02.00 waktu setempat.

Insiden ini terjadi di tengah peningkatan ketegangan akibat sengketa lahan antara pihak pengembang, One City Development, dengan umat Hindu di kuil tersebut sejak 2007 lalu.

Pada Maret 2014, One City Development sudah mencapai kesepakatan di pengadilan untuk merelokasi kuil berusia satu abad itu ke satu daerah yang berjarak 3,5 kilometer dari Petaling Jaya.

One City Development sendiri sudah menawarkan donasi sebesar 1,5 juta ringgit atau setara Rp5,1 miliar untuk pembangunan kuil baru.

Tenggat waktu untuk relokasi itu jatuh pada Kamis pekan lalu. Sebagian umat setuju direlokasi, tapi sebagian lainnya ingin memperjuangkan lahan tersebut.

Meski demikian, One Development City membantah tudingan bahwa mereka merancang penyerbuan itu.

“Tudingan bahwa One City merencanakan insiden itu adalah kebohongan. One City mengecam segala bentuk kekerasan yang dapat memicu tindakan biadab,” demikian pernyataan One City.

Namun, sejumlah video penyerbuan yang tersebar di media sosial dikhawatirkan dapat memicu ketegangan ras dan agama.

Dalam sejumlah video, terlihat sejumlah umat berkumpul untuk memberikan dukungan kepada pihak kuil.

“Kuil ini sudah ada di sini sejak lama. Hanya karena ada pembangunan, tidak adil untuk meminta kami pindah ke tempat lain,” ucap Kaliadass Elanchelian.

Para pejabat pun mengkritik kepolisian karena sangat lamban menanggapi insiden ini hingga situasi panas, termasuk menteri urusan persatuan nasional, Waytha Moorthy.

“Pertanyaannya adalah mengapa hanya ada satu mobil patroli kepolisian Subang Jaya yang berada di lokasi pada 04.15, sementara Unit Reserse Federal (FRU) baru tiba pukul 06.00?” katanya sebagaimana dikutip kantor berita Bernama.

Melanjutkan pernyataannya, ia berkata, “Kami mengecam serangan ini dan semua yang bertanggung jawab atas kekerasan ini harus ditahan.”

Artikel ini ditulis oleh: