Jakarta, Aktual.com – Pemerintah harus mendapatkan dana pinjaman dari bank untuk melakukan divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Tak tanggung-tanggung, dana senilai 3,85 miliar dolar AS ini berasal dari 11 bank.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Inalum, Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan, 11 bank itu terdiri dari bank nasional dan bank asing.
Pinjaman yang ditawarkan akan lebih besar dibanding jumlah harga yang sudah disepakati yakni US$ 3,85 miliar.
“Yang sudah ditawarkan lebih besar daripada yang kami butuhkan, jadi tergantung kami mau berapa. Karena tidak mungkin kami butuh 3,8 miliar dolar AS, pinjamnya 7 miliar dolar AS,” kata Budi.
Namun sayangnya ia enggan membeberkan nama-nama bank yang menawarkan pinjaman untuk divestasi saham Freeport. Yang jelas, kata Budi, hal itu masih didiskusikan dengan pihak bank.
Saat ini Inalum memiliki posisi cash sekitar US$ 1,5 miliar. “Cash Inalum ada,” tandasnya.
Seperti yang diketahui, Kementerian Keuangan (Kemkeu), Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) serta Freeport McMoRan.inc (FCX) menandatangani Head of Agreement (HoA)) untuk menyepakati pokok-pokok divestasi saham 51% Freeport Indonesia, pada Kamis (12/7) kemarin.
HoA tersebut mengikat harga divestasi saham 51% senilai US$ 3,85 miliar agar tidak berubah.
Rinciannya, US$ 3,5 miliar harga 40% participating interest (PI) Rio Tinto dan 9,36% milik PT Indocoper dengan harga US$ 350 juta.
Seluruh saham PT Indocoper dimiliki seluruhnya oleh Freeport McMoRan.inc.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan