Jakarta, Aktual.com – Arah kebijakan politik energi pemerintah Indonesia semakin merapat kepada negara Iran, pasca pencabutan embargo internasional kepada negeri Persia itu, membuat kepentingan ekonomi antara kedua negara itu mengeratkan tali bilateral.

Dikatakan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, setelah terjalin kerja sama melalui pemasokan LPG ke Pertamina, kini investor Iran juga akan membangun kilang di Indonesia denga suplai langsung crude dari negerinya.

“Kerja sama dengan Iran semakin intensif, sekarang kita beli LPG dari Iran. Kemudian investor minyak dari Iran berminat untuk membangun kilang di sini,” kata Wirat di kantornya Jl Rasuna Said, Senin (28/11).

Selain itu lanjut Wirat, masih banyak target-target hubungan bisnis dengan negara Iran, yang pasti hasrat pemerintah Indonesia seakan tak terbendung terhadap crude dari Iran.

Namun disamping semua itu, pemerintah juga mengaku berupaya mendorong BUMN maupun perusahan migas nasional agar memanfaatkan peluang yang terbuka untuk menggarap ladang migas di Iran.

“Next akan beli crude, kemudian Pertamina dan perusahaan nasional yang lain kita harapkan punya ladang-ladang minyak di Iran. Selain itu industri fertilizer kita bikin di sana. Banyak target-target kerja sama terkait oil and gas dengan Iran.

Melihat kebijakan politik energi seperti ini, tentu saja memunculkan pertanyaan dari publik terkait hubungan dengan Arab Saudi. Karena sebagaimana diketahui bahwa selama ini, Indonesia sangat berhubungan erat dengan Arab Saudi dalam persoalan migas.

Namun kali ini seakan berbalik arah kepada negara Iran yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan bilateral yang baik dengan Arab Saudi.

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan