Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/3). IHSG pada perdagangan Senin (28/3) ditutup melemah 53,4 poin atau 1,11 persen ke level 4.773,6. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/16.

Jakarta, Aktual.com — Laju rupiah pada perdagangan awal pekan ini, sepertinya masih akan melanjutkan tren depresiasinya seperti pekan lalu. Pasalnya, belum ada sentimen positif yang akan mengerek pergerakan rupiah.

Menurut analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, harapan akan bertahannya laju rupiah di zona hijau tampaknya harus ditunda terlebih dahulu. Mengingat masih ada beberapa sentimen negatif yang akan menghambat potensi kenaikan rupiah tersebut.

“Untuk itu, pelaku pasar diminta harus waspada terhadap potensi pelemahan lanjutan jika tidak ada sentimen positif pasca libur panjang nanti,” tandas Reza dalam analisis hariannya, Senin (9/5).

Denga kondisi seperti itu, maka kemungkinan target support rupiah akan berada di kisaran 13.254 sedang level resistennya itu berada 13.238. “Makanya, tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah tersebut,” ucapnya.

Sebelumnya, lanjut dia, ekspektasi publik sempat menguat ketika rupiah awalnya mendapat sentimen positif dari kembali melemahnya laju dollar AS (USD) pasca merespon kurang baiknya data-data makro AS yang masih cenderung melambat.

Akan tetapi, kata Reza, pelemahan tersebut menjadi lebih terbatas pasca dirilisnya pemberitaan dari salah satu petinggi The Fed yang mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed Fund Rate pada Juni 2016 nanti.

“Ditambah lagi berdasar data BPS (Badan Pusat Statistik) yang merilis pelemahan angka pertumbuhan ekonomi dalam negeri kuartal pertama turut memengaruhi laju Rupiah yang kembali terperosok,” papar dia.

Seperti diketahui, laju PDB pada kuartal pertama 2016 kembali melambat di leval 4,92% lebih rendah dari kuartal empat 2015 sebesar 5,04%.

Padahal sebelumnya, lanjut Reza, pihaknya memperkirakan posisi PDB akan berada pada kisaran 5,0%-5,01%, sementara survei konsensus Bloomberg sebelumnya juga memprediksi PDB Indonesia lebih positif di angka 5,07%.

“Makanya, sebelumnya kami juga sempat optimis terhadap laju rupiah ke depannya. Diharapkan rupiah masih dapat memanfaatkan momentum variatifnya sentimen global untuk dapat bertahan di zona positif,” papar Reza.

Dengan kondisi itu, proyeksi positif level support rupiah akan berada di kisaran 13.175 serta level resisten di 13.150. Meski begitu, pelaku pasar tetap diminta untuk mencermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: