Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kestuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berujuk rasa di depan kantor PMK, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). Aksi mahasiswa ini menuntut pemerintahan Jokowi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, menurunkan harga kebutuhan pokok, menghentikan impor yang tidak diperlukan dan melakukan swasembada pangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) Jakarta menilai bahwa momentum selama empat tahun pemerintahan dibawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla merupakan ajang untuk mengevaluasi, menagih, mendesak, dan menuntut hak-hak dan kewajiban pemerintahan sesuai yang tercantum di dalam visi-misi program Nawacita.

Presidium Nasional BEM PTAI Jakarta, Nica Ranu Andika mengatakan ada beberapa hal yang menjadi sorotan empat tahun masa pemerintahan Jokowi, seperti nilai tukar rupiah yang melonjak dan memasuki angka 15.000 rupiah per dolar Amerika Serikat (AS).

“Ada juga peningkatan harga BBM yang subsidinya dicabut sehingga pada akhirnya berdampak pada harga kebutuhan bahan pokok. Isu lain yang terkait adalah impor besar-besaran dan pengandalan hutang luar negeri yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK,” katanya, Jumat (14/9).

Bahkan sambung Nica bahwa dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak, serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengakibatkan bahan pokok kian melambung tinggi.

“Hal inilah yang pada akhirnya mengakibatkan beberapa organisasi kemahasiswaan trmasuk sebagian kecil anggota BEM PTAI melakukan aksi terhadap kebijakan pemerintahan saat ini,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid