Ratusan mahasiswa dari berbagai Universitas kembali melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/1/2017). Dalam aksinya ratusan mahasiswa Presiden Joko Widodo untuk mencabut PP Nomor 60 Tahun 2016, tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), membatalkan kenaikan harga BBM nonsubsidi dan membatalkan pencabutan subsidi tarif dasar listrik 900 VA.

Jakarta, Aktual.com – Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia, Bagus Tito Wibisono, menyatakan Presiden Joko Widodo tidak berani menemui mahasiswa dalam Aksi Bela Rakyat 121 di Istana Negara, Kamis (12/1).

Padahal menurut Bagus, Presiden sedang berada di dalam Istana Negara. Yakni sedang melakukan rapat terbatas dengan beberapa menterinya.

“Ini artinya Presiden tidak berani menemui mahasiswa yang membela rakyat,” ucap Bagus saat berorasi di depan Istana, Kamis (12/1).

Bagus yang merupakan salah satu perwakilan mahasiswa yang masuk ke Istana untuk menemui perwakilan dari pihak pemerintah menyatakan, dalam pertemuan itu pemerintah diwakili Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki.

Setelah menyampaikan aspirasinya, BEM SI bersama Kastaf Teten Masduki selanjutnya menandatangani kesepakatan atau kontrak politik.

Mahasiswa UNJ ini menyatakan bahwa kontrak politik ini bukanlah hal yang harus dibanggakan. Bagus menegaskan bahwa mahasiswa akan terus melanjutkan perjuangannya selama kontrak politik tersebut tidak dilaksanakan.

“Jika dalam waktu 90 hari, nota kesepakatan tidak dilaksanakan makan kita akan lanjutkan Reformasi Jilid 2,” tegas Bagus

(Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh: