Jakarta, Aktual.com — Alam Semesta kita ini telah berusia ribuan jutaan tahun yang lalu, bahkan sejak manusia belum menjadi khalifah di bumi.

Bumi merupakan bagian dari alam semesta. Namun dalam arti kosmik, alam semesta perlahan-lahan akan sekarat.

Melansir laman Huffingpost, Selasa (11/8), para ilmuwan telah meyakini kejadian ini sejak tahun 1990-an, namun hal ini masih dalam penelitian kembali.

Karena, tim peneliti di international, mengatakan bahwa mereka memastikan energi yang dikeluarkan oleh alam semesta dalam porsi ruang yang besar. Dan mereka menemukannya sebagian, bahwa alam semesta hanya bagian dari 2 miliyar tahun yang lalu

Itu berarti, alam semesta tidak hanya terbakar keluar, tetapi juga memudar.

Menurut Simon Driver, pemimpin Galaxy dan Mass Assembly (GAMA) mengatakan dalam sebuah rilis, bahwa, “Alam semesta akan bergeser secara perlahan dan menua.”

Menurut peneliti dari Eropa Selatan, semua energi yang dikeluarkan oleh alam semesta merupakan hasil dari sebuah ledakan besar, dimana dijelaskan dalam teori Big Bang.

Bahkan mereka mempercayai bahwa dari ledakan tersebut beberapa massa energi berubah menjadi sebuah bintang. Bintang tersebut mengkonversi massa kembali menjadi sebuah energi dan GAMA memeriksa lebih dari 200000 galaksi pada 21 panjang gelombang, dan juga dari ultraviolet ke inframerah.

Simon kemudian menjelaskan kembali bahwa sebagian besar energi yang tumpah di dalam alam semesta muncul ketika ledakan besar terjadi. “Energi tambahan terus menerus dihasilkan oleh bintang seperti unsur hidrogen dan helium yang bersama-sama.”

Dari penjelasan diatas, tim peneliti di Pusat Internasional untuk Radio Astronomy Research (ICRAR) di Australia Barat membuat sebuah video yang menjelaskan bahwa kinerja alam semesta memang melamban.

“Alam semesta sama seperti kita yang menjadi kurang aktif di usia tua,” ujar Luke Davies, Anggota Tim peneliti ICRAR

Davies juga menjelaskan dalam video tersebut bahwa, “Alam semesta itu akan tua untuk selamanya, dan perlahan akan merubah massa menjadi sebuah energi dalam beberapa miliar tahun yang akan datang, hingga akhirnya menjadi dingin, gelap, dan semua menjadi fana,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh: