PADANG, Aktual.com – Rangkaian banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang menghantam Sumatra Barat dalam sepekan terakhir memukul sektor pendidikan. Aktivitas belajar lumpuh, sejumlah sekolah berubah fungsi menjadi pos pengungsian, sementara siswa dan guru banyak yang ikut terdampak dan bahkan menjadi korban.

Di tengah kondisi ini, para murid sebenarnya tengah bersiap menghadapi ujian semester. Namun bencana besar yang menerjang 13 kabupaten/kota membuat pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar tidak memungkinkan. Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar pun mengambil langkah darurat dengan menyesuaikan seluruh agenda pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Habibul Fuadi, menginstruksikan seluruh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I–VIII untuk segera meninjau ulang dan menyesuaikan jadwal ujian semester ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026, khususnya di wilayah yang terdampak bencana.

Penyesuaian jadwal tersebut wajib mempertimbangkan keamanan sekolah, kondisi sarana dan prasarana, serta kesiapan psikologis murid dan guru yang kini banyak berada di pengungsian.

Dinas Pendidikan juga mewajibkan pendataan lengkap terkait kerusakan fasilitas pendidikan serta kondisi guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Laporan dampak bencana ditargetkan masuk paling lambat Senin (1/12).

Saat ini siswa resmi diliburkan hingga 3 Desember 2025. Kebijakan itu tertuang dalam dua surat edaran, masing-masing pada 27 dan 30 November 2025, yang memperpanjang masa libur seiring penetapan status tanggap darurat bencana oleh Pemerintah Provinsi Sumbar hingga 8 Desember 2025.

Data sementara mencatat sejumlah sekolah difungsikan sebagai posko pengungsian, seperti SD 41 Lori, SDN 02 Cupak Tangah, dan SMPN 29 Padang. Selain itu, di Kabupaten Agam tercatat tiga guru meninggal dunia, empat luka-luka, dan lima hilang. Sebanyak 96 fasilitas pendidikan juga mengalami kerusakan ringan hingga berat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi