Sungai Bengawan Solo
Sungai Bengawan Solo tercemar limbah. DOK/IST

Ngawi, Aktual.com — BPBD Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mewaspadai ketinggian air Sungai Bengawan Solo yang telah masuk status siaga I sejak tanggal 28 September 2016.

“Pantauan ketinggian air Bengawan Solo di Ngawi terus meningkat. Kemarin masih sekitar 6,80 meter dan tadi pagi sudah mencapai 8,5 meter,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Ngawi Eko Heru Cahyono di Ngawi, Kamis (29/9).

Ketinggian air yang terus bertambah tersebut disebabkan karena curah hujan, seperti di Wonogiri dan Solo, Jawa Tengah. Sehingga, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik terkena imbas dari Bengawan Solo.

“Selain itu ketinggian Bengawan Solo juga dipengaruhi debit air Sungai Bengawan Madiun yang selama dua hari terakhir ini juga mengalami peningkatan. Bengawan Madiun terpantau ketinggian sekitar 8 meter.”

Pantauan dan kewaspadaan perlu dilakukan menyusul BMKG Juanda, Surabaya mengimbau hujan masih berpotensi mengguyur di kawasan eks-Keresidenan Madiun selama bebrapa hari ke depan, termasuk Ngawi.

“Jika hari ini masih turun hujan, maka dimungkinkan banjir yang saat ini melanda 12 desa di empat kecamatan yang ada di Kabupaten Ngawi akan bertahan. Namun, jika cuaca cerah, dipastikan genangan air akan segera surut.”

BPBD setempat mencatat, saat ini banjir melanda Kecamatan Kwadungan tepatnya di tujuh desa, yakni Desa Kendung, Simo, Purwosari, Tirak, Diden, Warok Kalong, dan Sumengko. Sedangkan di Kecamatan Pangkur, air menggenang di empat desa, yakni, Warok Tengah, Gandri, Ngompro, dan Pleset. Kecamatan Padas melanda satu desa, yakni Desa Bendo, dan Kecamatan Ngawi melanda di Desa Magunharjo.

Ketinggian air banjir berkisar antara 30 centimeter hingga satu meter. Adapun rumah warga yang tergenang mencapai ratusan rumah. “Pihak BPBD telah mendirikan posko penanggulangan banjir di wilayah Desa Warok Kalong guna mengantisipasi tindakan evakuasi warga jika air semakin tinggi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu