Jakarta, Aktual.com – Gabungan organisasi pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Tarik Mandat (ATM) menggelar diskusi akhir tahun belum lama ini, Rabu (30/12). Salah satu tokoh mahasiswa yang selama ini kritis terhadap jalannya pemerintahan Jokowi, Beni Pramula, menyampaikan beberapa catatan dalam kesempatan tersebut.

Catatan yang disampaikan Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah asal Palembang Sumatera Selatan itu, menggugah kesadaran peserta yang hadir. Catatan mengenai masalah kebangsaan, khususnya setahun pemerintahan Jokowi.

Diskusi dihadiri para tokoh senior dan kaum pergerakan. Diantaranya Hatta Taliwang, Rusli Haris Moti, Syamsuddin, dan unsur pimpinan PMKRI, KAMMI, PII, Hima Persis dan IMM.

Berikut kutipan pidato politik Beni Pramula dalam diskusi tersebut:

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Saudara-saudaraku sekalian dan para senior gerakan yang telah menyempatkan diri hadir, terima kasih sebesar-besarnya untuk itu.

Sudah setahun lebih Jokowi-JK menahkodai Bangsa Indonesia. Harapan rakyat Indonesia begitu besar, begitupun harapan pemuda. Presiden yang merepresentasikan diri sebagai wong cilik, yang mampu mengangkat kesejahteraan rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia dengan visi Trisakti, dan semangat Pancasila. Mencita-citakan bangsa yang berdaulat yang terjadi ialah ironi dari semua harapan itu.

Jika pemerintahan tetap di pertahankan, maka sama dengan bangsa ini akan menanggung dosa sejarah dikemudian hari karena telah melakukan pembiaran terhadap kedzaliman yang nyata.

Inilah saatnya untuk menyelamatkan NKRI dari pemimpin khianat yang tak patut ditaati. Para Ulama bersatulah teguhkan hati umat untuk melawan kedzaliman jangan biarkan umat terkubur kelam dalam kubang kesengsaraan dibawah rezim penuh kepalsuan.

Para cendekia kelompok intelektual, pengamat, berhentilah berkutat dengan pena dan agitasi, gong revolusi telah kami tabuh. Mari sambut dan buat batas-batas egosentris itu. Mahasiswa, pemuda, inilah saatnya kita bersatu mencerahkan kehidupan berbangsa jangan lagi mau dipecah belah.

Saudara-saudara, ayo turun tangan semua. Inilah saatnya kita bergandengan untuk menyelamatkan NKRI dari neokolonialisme dan proksi-proksi yang menjarah kekayaan bangsa ini. Lihatlah setahun memimpin, rakyat Indonesia harus mengubur harapan atas janji-janji kampanye yang manis itu.

Semangat Pancasila tak lagi menjadi spirit, Trisakti sekedar retorika politik semata, Nawacita jadi dukacita. Kedaulatan semakin jauh dari kenyataan. Kebijakan ekonomi dibawah pemerintahan Jokowi-JK malah semakin liberal.

Membuka keran liberalisasi disemua sektor. BBM disesuaikan dengan harga pasar, membuka keran investasi seluas-luasnya ditunjang dengan paket deregulasi yang cenderung menjual daripada menguntungkan negara.

Janji mengembangkan mobil nasional, nyatanya tidak. Alih-alih menciptakan lapangan kerja baru malah memberikan karpet merah kepada ribuan pekerja asing. Rupiah menembus angka Rp14.000/Dolar. Kembali berhutang kepada ADB dan Worldbank, menggadaikan tiga bank BUMN hanya untuk proyek kereta cepat, semua harga naik.

Tarif listrik semakin mahal, lambat menyelesaikan darurat asap, dan memperpanjang izin ekspor PT. Freeport walaupun jelas melanggar UU Minerba, dan menjamin perpanjangan Kontrak Karya PT. Freeport.

Selama memimpin, politik makin gaduh. Leadership lemah. Republik Indonesia di Era Jokowi, layaknya Republik Multipilot. Jokowi tak bisa melepaskan diri dari kepentingan elit politik dan para pemilik modal besar di belakangnya.

Penegakan hukum makin sulit terwujud. KPK dan kepolisian malah semakin lemah. Sejumlah kasus-kasus besar semakin tak jelas penyelesaiannya, Nawacita jadi dukacita, Trisakti Jokowi telah mati.

Jokowi adalah produk sistem politik yang semakin liberal. Begitupun kondisi bangsa yang semakin hari semakin memprihatinkan, akibat dari ekonomi yang semakin liberal, sehingga berdampak kepada kebudayaan bangsa.

Begitupun korupsi yang semakin marak, adalah hasil dari demokrasi liberal yang kita anut saat ini. Maka sudah sepantasnya kiblat bangsa diluruskan. Perbaiki sistem. Maka, kami bangkit dan melawan. Menuju bangsa merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

Terima kasih Wasalamualaikum Wr Wb.

Artikel ini ditulis oleh: