Muhammad Syafi'i (ist)

Jakarta, Aktual.com – Sikap arogansi yang diduga dilakukan aparat TNI Angkatan Udara (AU) dengan masyarakat di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, menuai kecaman berbagai kalangan.

Anggota Komisi III DPR RI, Muhammad Syafi’i, meminta agar aparat penegak hukum untuk mengungkap dugaan keterlibatan pengusaha dalam bentrokan tersebut.

“Tidak mungkin TNI bertindak sendiri melawan rakyatnya karena tidak ada SOP (standart operating prosedure) untuk menyiksa, menakut-nakuti, merusak mesjid dan menista agama. Aparat TNI pasti sudah diprovokasi oleh pihak lain, yang tidak lain adalah pengusaha yang ingin mengambil alih tanah rakyat itu,” kata Syafi’i ketika dihubungi, di Jakarta, Jumat (19/8).

Dugaan keterlibatan pengusaha, sambung dia, karena ingin menguasai lahan seluas kurang lebih 260 hektar yang ditempati sekitar 36 ribu jiwa atau 5300 kepala keluarga, dengan cara-cara melawan hukum.

“Pengusaha ini berani mengadu domba rakyat dengan TNI yang mereka cintai. Mereka bahkan tidak segan-segan menistakan agama Islam. Sudah banyak mesjid yang mereka robohkan untuk diambil alih lahan,” ucap politikus Gerindra itu.

Oleh karena itu, Syafi’i meminta agar Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo menindak tegas oknum aparat yang selama ini melindungi para pengusaha seperti ini.

Selama ini, menurutnya, belum pernah ada aparat di Sumatera Utara, khususnya Medan, yang melindungi tanah rakyat dari ‘perampokan’ para pengusaha tersebut.

“Rakyat mendapatkan kesan bahwa para pengusaha ini bisa bertindak sesuka hatinya karena dilindungi oleh aparat demi kepentingan bisnis para pengusaha itu. Jika rakyat minta perlindungan, aparat justru melindungi para pengusaha itu,” pungkas dia.

 

*Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang