Phnom Penh, Aktual.com – Terjadi kontak senjata antara pasukan Kamboja dan Thailand di perbatasan kedua negara. Meski kontak senjata hanya berlangsung sekitar 10 menit, namun seorang prajurit Kamboja tewas. Bentrokan akhirnya diakhiri dengan gencatan senjata.
Dilansir dari Bangkok Post, tembak menembak itu terjadi pada Rabu pagi (26/5) pukul 05.30 waktu setempat, di daerah perbatasan yang disengketakan di Ubon Ratchathani, persisnya di dekat Chong Bok di distrik Nam Yuen, Ubon Ratchathani.
”Tentara Thailand pertama kali melepaskan tembakan ke parit yang telah lama menjadi pangkalan militer Kamboja, yang mengakibatkan tewasnya salah satu tentara kami,” demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Kamboja di Phnom Penh.
Pihak Thailand sendiri mengatakan, tentaranya mencoba bernegosiasi dengan pasukan Kamboja agar tidak mengambil posisi di daerah yang disengketakan tetapi malah diserang. ”Pasukan Kamboja salah memahami situasi dan mulai menggunakan senjata, jadi pasukan Thailand membalas,” kata juru bicara militer Thailand, Mayjen Winthai Suvaree. Ditambahkannya, bahwa tidak ada korban dari pihak Thailand. Baku tembak itu berlangsung sekitar 10 menit.
Letjen Boonsin Padklang, Komandan Angkatan Darat ke-2 Thailand yang mengawasi wilayah Timur Laut, menjelaskan, sebelumnya Angkatan Darat ke-2 Thailand mengatakan tentara Thailand yang sedang berpatroli rutin melihat tentara Kamboja sedang ”mengubah aspek geografis wilayah yang disengketakan”, dan langsung meminta mereka untuk menghentikan apa yang sedang mereka lakukan. Namun tentara Kamboja justru membalas dengan tembakan, yang memicu bentrokan singkat.
Sedangkan Wakil komandan pasukan lokal Thailand dan Kamboja kemudian berbicara melalui telepon dan mensepakati gencatan senjata, tetapi tentara dari kedua belah pihak tetap berada di lokasi kejadian, kata Mayjen Winthai.
Kepala Angkatan Darat ke-2 Thailand Letjen Boonsin Padklang juga mengatakan bahwa tentara di kedua belah pihak harus kembali ke posisi normal mereka untuk mencegah terulangnya permusuhan, dan menunggu hasil negosiasi tingkat tinggi mengenai demarkasi wilayah tersebut.
Menurut Matichon Online, tentara Kamboja saat kejadian sedang menggali parit di wilayah yang disengketakan. Situs itu juga menerbitkan foto yang katanya adalah parit itu, namun tidak ada tentara di foto itu.
Dijelaskan pula oleh Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai tentara Kamboja telah menggali parit di wilayah yang disengketakan untuk kedua kalinya. Ketika tentara Thailand melihat mereka mengamankan wilayah yang baru digali, pihak Kamboja melepaskan tembakan.
Setelah bentrokan tersebut, seorang perwira militer yang dekat dengan Menteri Pertahanan Kamboja Tea Seiha menelepon Wakil Menteri Pertahanan Thailand Jenderal Natthapon Nakpanich dan menyarankan kedua belah pihak untuk mengurangi konfrontasi, kata Phumtham.
Ia juga mengonfirmasi bahwa tentara Thailand dan Kamboja tetap berada di lokasi bentrokan. ”Saya menerima laporan dari wilayah tersebut bahwa situasi tersebut membuat respons penembakan diperlukan untuk membela diri dan melindungi kedaulatan Thailand,” kata Phumtham.
“Saya meminta mereka untuk mengambil tindakan pencegahan. Meskipun baku tembak telah berhenti, pasukan dari kedua belah pihak masih berada di lokasi konfrontasi.”
Untuk diketahui, bentrokan mematikan antara Kamboja dan Thailand terakhir kali meletus pada tahun 2011 di Preah Vihear, sebuah kuil kuno yang menjadi pusat pertikaian selama puluhan tahun di perbatasan mereka yang tidak dibatasi batas wilayah.
Titik api terbaru lainnya adalah Prasat Ta Muen Thom, sebuah kuil Khmer kuno di perbatasan provinsi Surin, tempat konfrontasi singkat terjadi pada bulan Februari. Pada tanggal 2 Mei, pejabat militer dari kedua negara mengadakan pembicaraan dan sepakat untuk menarik pasukan mereka dari lokasi tersebut.
(Indra Bonaparte)

















