Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo

Jakarta, Aktual.com-Secara tegas Keuskupan Agung Jakarta menyatakan pihaknya menolak berpolitik praktis. Keuskupan sendiri sebagai institusi agama berposisi ingin tetap pada koridor keagamaan.

Hal ini seperti dikatakan Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo sebagai respon jelang tahun politik 2018, Selain Keuskupan Agung Jakarta, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWGI) pun sudah mengambil sikap tegas. Setiap kali ada peristiwa politik, KWGI dan Keuskupan Agung Jakarta pun menulis pesan bagi umatnya.

“Gereja selama dapat disampaikan dalam KWGI, itu bagian gereja yang institusional. Ga hanya bisa berbicara dari segi moral dan yang dikatakan adalah prinsip-prinsip umum,” kata Ignatius di Gereja Katedral Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin, (25/12).

Salah satu pesan yang disampaikan kepada umat kata dia yakni menghargai martabat manusia, memperjuangkan kebaikan umum dan kebaikan bersama. Hal itu pun yang selalu dipegang sebagai jurus dasar yang nanti akan ditaruh ke dalam etika politik.

Tahun politik kata Ignatius hanya sebagai sebuah peristiwa. Oleh karena itu, Keuskupan Agung Jakarta dan KWGI ditopang tiga pilar.

“Pilar pertama adalah negara, pilar kedua adalah bisnis, pilar ketiga adalah masyarakat. Kalau gereja berpesan biasanya pesannya seperti itu,” urai dia.

“Artinya, jika bicara tentang tanggung jawab negara seperti DPR, apakah UUD yang diproduksi oleh DPR, itu sungguh-sungguh dibuat demi kebaikan bersama atau atau merupakan pesanan yang berduit?” jelas Ignatius.

Begitu pula terkait dengan bisnis kata dia juga harus berprinsip keadilan. Jangan hanya negara atau pebisnis yang diuntungkan. Dan yang terakhir masyarakat warga yang hidup berdasarkan kesepakatan dasar sosial.

“Jadi, bukan hanya soal politik yang harus diperhatikan, tetapi harus memperhatikan bisnis dan masyarakat warga. Karena kalau tidak, nanti ada sekongkol atau disebut perselingkuhan antara negara dan bisnis,” tukas Ignatius.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs