Jakarta, Aktual.co — Direktur Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan Faisal Basri selaku ketua Tim RTKM yang menyatakan Geram Pertamina dan Petral bohong tentang impor minyak, semakin menunjukkan tim ini lemah dari segala sisi.

“Semestinya pertemuan Pertamina dengan tim RTKM harus dihadiri langsung oleh dirut Pertamina dan Petral sebagai wujud keseriusan membenahi tata kelola migas,” ujar Ferdinand Hutahaean di Jakarta, Jumat (5/12).

Menurutnya, ada kesan tim RTKM dibuat mondar mandir tanpa bisa berbuat banyak. Ujung-ujungnya tinggal tumpukan kertas rekomendasi yang tidak dijalankan. Ini sangat disayangkan jika sampai benar terjadi.

“Ada indikasi tim RTKM hanya dibuat mondar-mandir. Ketika pertemuan penting menyangkut masa depan Pertamina dan Petral, namun tidak dihadiri oleh pengambil kebijakan. Ini hanya akan mubazir saja,” tambahnya.

Kemudian, lanjutnya, pernyataan Faisal Basri tidak menyebutkan siapa pelaku pemain impor minyak di Petral-PES bentuk sikap ketidakberaniannya memberantas mafia migas. Jika Faisal Basri serius, Tim RTKM harus jujur dan terbuka ke publik, jangan berteka-teki, sekarang saatnya bekerja serius konkret dan nyata, bukan jualan omongan seolah-olah sudah bekerja benar.

“Tim RTKM jangan jualan kecap, tapi segera bekerja rumuskan rekomendasi. Kita lihat ke depan apakah Menteri ESDM dan BUMN akan bertindak. Jika menteri ESDM tidak bertindak, Jokowi harus resufle kabinet. Jokowi harus didukung orang-orang yang bekerja untuk rakyat bukan untuk mafia,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka