Jakarta, Aktual.com — Dengan alasan menertibkan kawasan prostitusi Dadap, Pemda Kabupaten Tanggerang ternyata juga ingin menggusuran permukiman nelayan yang berada di belakang kawasan prostitusi tersebut.
Menurut salah seorang warga Dadap, Saefullah, sosialisasi yang dilakukan Pemda Kabupaten Tanggerang pada 14 Maret 2016 warga dikaitkan dengan rencana relokasi.
“Memang awalnya penertiban lokalisasi, tapi merembet ke warga juga. Kemudian isinya paparan program kalau mau relokasi warga ke rusun,” ungkapnya di Sekertariat Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBHJ), Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/5).
Dalam pemaparan program tersebut, lanjut Saefullah, warga juga menerima tindakan intimidasi dari aparat tiga pilar.
“Dialog dijaga 550 TNI, Polisi sama Satpol PP sehingga warga ketakutan,” tambah dia.
Senada dengan Saefullah, tokoh masyarakat Dadap, H. Misbah mengiyakan rencana relokasi tersebut. Ia menuturkan jika Pemda Kabupaten Tanggerang mengatakan, jika tujuan relokasi tersebut adalah untuk membangun pusat kuliner dan islamic center.
“Itu bohong, gak ada rencana itu. Itu mau bangun jembatan dari bandara ke pulau C,” jelas dia.
Penilaian itu pun semakin kuat dengan inkonsistensi yang ditunjukan oleh Pemda Tanggerang dengan tidak menjelaskan master plan pembangunan tersebut.
“Master plannya mana? Gak ditunjukin. Kemarin bilangnya islamic center tadi di media katanya ruang terbuka hijau,” tuturnya.
Sebab itu, ia menegaskan jika ia bersama warga akan mempertahankan tempatnya dari rencana penggusuran.
“Kami sudah 41 tahun tinggal, kami akan berjuang melawan relokasi,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka