Ahmad Doli Kurnia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ketua Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurniawan, mengaku heran dengan penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai ketua DPR RI, menggantikan Setya Novanto. Pasalnya, penunjukkan ini dilakukan Novanto dari balik jeruji penjara.

Hal itu terkait dengan beredarnya kabar jika tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP Setya Novanto telah menunjuk Ketua Banggar DPR RI Aziz Syamsuddin sebagai ketua DPR RI.

“Saya mendapat informasi itu dua hari lalu, DPR sebagai lembaga negara, dia pasti menjadi sorotan publik. Bagaimana kita bisa tidak malu lembaga tinggi negara diatur oleh orang yang berada di dalam jeruji penjara,” kata Doli disela-sela acara Sarasehan Nasional bertajuk ‘Merumuskan Pembaharuan dan Kebangkitan Partai Golkar’, di Jakarta Selatan, Minggu (10/12).

“Dan anehnya lagi orang-orang di DPR khususnya Azis Syamsuddin dan lainnya mengikuti lagi apa yang jadi keinginannnya (Setya Novanto),” tambahnya.

Bahkan, sambung dia, jika surat penunjukan itu benar, maka patut untuk dipersoalkan terkait penunjukan tersebut. Sebab, kata Doli, saat ini tidak ada yang memegang kendali untuk mengambil tindakan atas keputusan strategis, merujuk pada hasil rapat pleno beberapa waktu lalu.

“Kalau memang surat itu benar, kita patut persoalkan. Karena DPP sudah lakukan pleno dan menunjuk plt nya itu Idrus Marham. Jadi sekarang ini partai ini pemegang kendalinya siapa? Kenapa sudah di Plt kan Idrus sebagai Plt Ketum tapi tiba-tiba surat yang di tanda tangani Setnov dan Idrus, apa masih berlaku?,” papar dia.

Tidak hanya itu, masih dikatakan Doli, fraksi Golkar sebagai kepanjangan dari DPP diminta juga tidak mengambil langkah-langkah penyetujuan atas penujukan pergantian tersebut. Karena, kebijakan DPP harus berdasarkan keputusan resmi DPP Partai Golkar yang diketahui hari-hari ini tidak pernah ada rapat. Kenapa kemudian tiba tiba ada surat keluar.

“Sekarang tinggal kita serahkan pada anggota dewan terhormat di DPR, apakah mereka juga mau ikut mempermalukan lembaga di mana mereka ada di sana. Kalau mereka meloloskan itu, saya tidak tahu bagaimana sebetulnya citra dewan di mata publik dan internasional,” pungkas politikus Golkar itu.

 

Novrijal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang