mesin cuci bosch
mesin cuci bosch

Jakarta, Aktual.com – Masyarakat sebagai konsumen kembali menjadi korban dari persaingan dunia usaha. Salah satunya yaitu kesalahan pemberian informasi yang diduga sengaja dilakukan oleh marketing sebuah produk. Hal ini memperlihatkan betapa lemahnya hak-hak konsumen yang terabaikan.

Seorang konsumen mensin cuci, Ita Luthfia membeli mesin cuci dengan tujuan untuk keperluan sendiri sekaligus merintis usaha laundry. Diceritakan, semula dirinya mencari merek E, namun sales H terus mengarahkan ke merek Bosch.

“Saya sudah menjelaskan ke Sales spesifikasi produk yang dibutuhkan, tujuan penggunaan, dan kondisi daya listrik di rumah 1.300 watt. Sales pun tetap mengarahkan agar membeli mesin cuci dan dryer Bosch tipe terbaru, WAT24480ID dan WTB86200ID. Diyakinkannya bahwa kedua produk tersebut cocok untuk pemakaian rumah tangga dan laundry dengan konsumsi listrik mulai 400 hingga 1.600 watt,” ujar Ita dalam keterangganya di Jakarta, Jumat (9/12).

Akhirnya konsumen membeli kedua produk tersebut dengan harga total Rp18,8 juta. Petugas instalasi Bosch berinisial A kemudian datang menyusul untuk melakukan instalasi dan uji coba alat.

“Sungguh mengejutkan, petugas instalasi menyatakan tidak dapat melakukan instalasi dan demo produk karena membutuhkan daya listrik sekitar 2.000 watt. Dryer sama sekali tidak bisa dicoba karena butuh daya listrik 2.200-2.800 watt, sedangkan mesin cuci dicoba dengan memilih menu yang bisa dijalankan dengan daya listrik di kisaran 1.000 watt. A tidak bisa membantu banyak karena faktanya saya telah dibohongi oleh sales H.  A pun menjelaskan, produk yang saya beli tidak diperbolehkan untuk usaha laundry. Jika digunakan untuk laundry, garansi akan dicabut. Dryer betul-betul menjadi barang mati. Sementara mesin cuci terpaksa saya gunakan untuk proses cuci standar, tidak bisa maksimal memanfaatkan fitur yang membuat harganya tinggi, dan tidak bisa drum clean karena butuh daya 2.000 watt,” terangnya.

Menurutnya, ketidasesuaian promosi sales dengan kenyataan yang ada, keesokan harinya dirinya menyampaikan complaint ke sales. Semula sales berkelit, tetapi setelah dipaparkan bukti-bukti, sales pun mengaku telah melakukan kesalahan besar.

“Mereka tidak bisa cancel barang, tidak bisa void transaksi BCA Card, tanggung jawab diserahkan kepada H. Atasan H atau wakil Manajemen Bosch tidak pernah menghubungi saya, dan hanya menyuruh meminta saya agar tambah daya listrik. Solusi yang sangat egois dan tidak menunjukkan attitude pebisnis yang berkelas. Sales menyatakan akan ikut menanggung biaya tambah daya. Namun ketika Saya beritahukan info dari PLN biayanya berkisar Rp3,3-4 juta. H malah menuduh saya akan memeras dia,” jelasnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, tidak ada sedikitpun itikad baik yang ditunjukkan oleh Bosch untuk mempertanggungjawabkan ‘aksi penipuan’ dan menunjukkan tanggung jawab moralnya, seolah Rp 18,8 juta itu bukan nilai yang layak diperhitungkan dan dihargai.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka