Donald Trump

Washington, Aktual.comĀ – Pada Bulan Suci Ramadhan ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dirinya ikut mendoakan umat Islam.

Akan tetapi, Trump juga menyelipkan pernyataannya yang menyinggung teror yang terjadi di Manchester. Berbanding terbalik dengan Presiden AS sebelumnya Barrack Obama, yang enggan membawa-bawa permasalahan mengenai kasus terorisme pada Bulan Suci Ramadhan ini.

“Pada bulan puasa ini, yang dimulai dari fajar hingga senja. Banyak umat muslim di Amerika Serikat dan seluruh dunia akan menemukan sebuah makna dan inspirasi untuk beramal dan perenungan yang akan memperkuat komunitas kita,” ujar Trump, dilansir dari CNN, Sabtu (27/5).

Trump menjelaskan bahwa semangat Ramadhan untuk memperkuat kesabaran dan kewajiban untuk menolak kekerasan, Perdamaian, dan beramal kepada mereka yang membutuhkan.

Lalu, Trump menyatakan bahwa serangan Manchester, Inggris beberapa waktu lalu yang rata-rata korban adalah anak-anak. Sebagai sebuah bentuk ideologi sesat kelompok ISIS yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom tersebut.

“Liburan ini dimulai saat dunia berduka atas korban tak berdosa dari serangan teroris barbar di Inggris dan Mesir. Tindakan bejat ini secara langsung bertentangan dengan semangat Ramadhan. Tindakan seperti itu hanya akan memperkuat tekad kita untuk mengalahkan teroris dan ideologi sesat mereka,” sebut Trump.

Hal ini berbanding terbalik dengan Obama dalam sambutannya tahun lalu saat Ramadhan. Ia, menyampaikan bahwa dirinya secara pribadi berharap yang terbaik untuk Umat Islam yang menetap di AS dan membukakan pintu untuk para Imigran dan pengungsi.

“Bulan suci ini mengingatkan kita akan kewajiban bersama untuk menegakkan kedudukan setiap manusia. Kami akan tetap menyambut imigran dan pengungsi ke negara kami, termasuk mereka yang beragama Islam,” kata Obama tahun lalu.

Gespy Jonas

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan