Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa penurunan harga minyak dunia bukan berarti meringankan beban subsidi. Pasalnya, dengan mengacu pada harga minyak mentah dunia yang sebesar USD100 per barel saja, yang kemudian dikalkulasi dengan kurs Rp12.000 per USD, maka akan ditemukan harga Rp9.000 per liter.

“Kalau harga minyak USD100 per barel, harga produksinya kemungkinan USD110 per barel, maka per liternya Rp9.000. Kita kan basisnya MOPS, karena pemerintah bayar pakai formula MOPS,” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mudakir di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (17/11).

Lebih lanjut ia menjelaskan, meski minyak mentah dunia berada di level USD80 per barel maka harga keekonomiannya Rp8.600-Rp9.100 per liter (angka stabil 90 dolar).

“Dengan harga USD80 per barel maka harga keekonomiannya berada di posisi Rp8.600-Rp9.100 (angka stabil 90 dolar),” lanjutnya.

Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya, penentuan harga BBM jenis tertentu termasuk premium, di Indonesia menggunakan Means of Plats Singapore (MoPS). Ini adalah penilaian produk trading minyak di kawasan Asia yang dibuat Platt, anak perusahaan McGraww Hill Financial dari Amerika Serikat.

Dengan acuan itu, formula harga BBM adalah MoPS plus komponen alpa (margin dan fee distribusi). Tahun ini, pemerintah menetepkan alpha Rp734,20 per liter.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka