Gaza, aktual.com – Israel dan kelompok Palestina Hamas akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata setelah lebih dari 460 hari konflik yang menghancurkan Gaza. Perjanjian ini dirancang untuk menghentikan agresi dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan serta rekonstruksi wilayah yang hancur. Kesepakatan ini mencakup tiga fase, di mana setiap fase berikutnya hanya akan dilaksanakan jika fase sebelumnya berhasil diterapkan.
Pada fase pertama, Hamas akan membebaskan 33 tawanan Israel yang berada di Gaza, termasuk perempuan, anak-anak, dan warga lanjut usia. Sebagai balasannya, Israel akan melepaskan sejumlah besar tahanan Palestina. Selain itu, Israel akan menarik pasukannya hingga sejauh 700 meter dari pusat populasi Gaza. Warga sipil yang sebelumnya terpaksa mengungsi akan diizinkan kembali ke rumah mereka di wilayah utara Gaza yang sebelumnya terkepung.
Israel juga berkomitmen untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan hingga 600 truk per hari ke Gaza, membuka penyeberangan Rafah dengan Mesir tujuh hari setelah fase pertama dimulai, serta memberikan akses bagi warga Palestina yang terluka untuk mendapatkan perawatan di luar Gaza. Pasukan Israel akan secara bertahap mengurangi kehadirannya di Koridor Philadelphi, area perbatasan antara Gaza dan Mesir, dan akan mundur sepenuhnya dalam waktu 50 hari sejak perjanjian ini mulai berlaku.
Jika fase pertama berhasil dilaksanakan, fase kedua akan dimulai. Dalam fase ini, Hamas berjanji akan membebaskan seluruh tawanan Israel yang masih hidup, termasuk para tentara. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina. Pada tahap ini, Israel juga berencana untuk menarik semua pasukannya secara total dari wilayah Gaza.
Fase ketiga akan dimulai jika kedua fase sebelumnya berhasil dilaksanakan. Pada tahap ini, jenazah tawanan yang tersisa akan diserahkan. Sebagai gantinya, program rekonstruksi Gaza selama tiga hingga lima tahun akan dimulai dengan pengawasan internasional.
Perjanjian gencatan senjata ini diharapkan dapat menghentikan penderitaan warga Gaza yang telah kehilangan begitu banyak. Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, konflik ini telah menewaskan lebih dari 46.700 warga Palestina, termasuk 17.841 anak-anak dan 12.298 perempuan. Selain itu, 35.074 anak kehilangan kedua orang tuanya, sementara 161.600 rumah hancur total dan 34 rumah sakit tidak lagi beroperasi.
Izzat al-Risheq, anggota biro politik Hamas, menyatakan bahwa perjanjian ini memenuhi seluruh tuntutan yang diajukan Hamas sejak awal konflik. Ia mengatakan, “Penjajah dibuat bertekuk lutut.” Gencatan senjata ini juga membawa harapan bagi penghentian perang secara permanen dan rekonstruksi Gaza yang lebih baik. Warga Gaza kini menantikan pelaksanaan perjanjian ini dan berdoa agar perdamaian akhirnya dapat terwujud.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain