Jakarta, Aktual.co — Suporter fanatik Persija Jakarta, The Jakmania meminta Presiden Joko Widodo turun tangan menyelamatkan persepakbolaan Indonesia setelah terjadi pembekuan PSSI dan penghentian kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015.

Permintaan Jakmania itu, selain melalui aksi massa di depan Istana Negara, Selasa (5/5), Jakmania juga menyurati Presiden Jokowi.

Berikut kutipan surat Jakmania yang kepada Presiden Jokowi, yang ditanda tangani oleh Ketua Umumnya, Richard Achmad Supriyanto.

“Bapak Presiden yang kami hormati, maaf kalau kami dianggap lancang bila cara kami menyampaikan surat ini dengan cara yang mungkin Bapak Presiden tidak suka. Namun seperti inipilihan kami sebagai supporter yang sudah sangat resah dengan keadaan sepakbola Tanah Air saat ini.”

“Dengan surat ini kami ingin meminta Bapak Presiden untuk turun tangan menyelesaikan yang kami anggap sebagai konflik kepentingan di tubuh PSSI yang saat ini Ketua Umumnya, Bapak La Nyalla Mattalitti dan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang digawangi oleh Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Kenapa kami anggap sebagai konflik, karena kami The Jakmania, memandang tidak akan pernah selesai permasalahan ini bila Bapak Presiden tidak turun tangan.”

“Kalau kami sedikit ceritakan, bahwa konflik antara Kemenpora dengan PSSI, kami nilai merupakan kepentingan politik yang harus dijauhkan dari lapangan hijau. Perlu Bapak ketahui, kami adalah kelompok yang dulu turun ke jalan dan menyuarakan ke media massa serta media sosial, agar rezim PSSI di zaman pada saat Nurdin Halid, sebagai ketua umumnya. Kami melakukan hal tersebut, karena kami menganggap, mafia sepakbola dan aroma politis sangat kental di dalam tubuh PSSI.”

“Bapak Presiden yang kami cintai, kenapa begitu menggebunya kami agar Bapak memperbaiki keadaan sepakbola saat ini, karena kami menilai sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat unik dan spesial. Kami suporter yang selalu berteriak, bernyanyi dan beratraksi di stadion adalah orang yang selalu merinding bahkan bisa meneteskan air mata bila mendengarkan lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya”. Legu kebanggaan kita hanya berkumandang di luar negeri bila kepala negara, yang saat ini Bapak jabat datang. Lalu satu lagi, apabila ada cabang olahraga meraih kemenangan atau mendapatkan medali emas. Namun untuk sepakbola, tidak harus juara terlebih dahulu agar “Indonesia Raya” berkumandang. Karena sebelum pertandingan, lagu yang selalu membuat kami merinding selalu diperdengarkan.”

Artikel ini ditulis oleh: